Real Madrid menunjukkan kepada tamunya asal Bundesliga Jerman Borussia Dortmund pada kualifikasi Liga Champions Eropa musim 2024/25 tentang siapa sebenarnya Raja Eropa. Peraih 15 trofi Liga Champions Eropa itu mampu mengembalikan defisit 2 gol yang terjadi pada babak pertama dengan balasan 5 gol di babak kedua.
Dortmund sebenarnya datang ke Santiago Bernabeu (22 Oktober 2024) dengan misi balas dendam final Liga Champions bulan Mei lalu. Kalah 2-0 dari Madrid menghancurkan asa Dortmund mengangkat si kuping besar. Padahal, dalam laga itu Dortmund tampil lebih superior dari Madrid.
Hal yang sama juga terjadi dalam kualifikasi grup Liga Champions Eropa musim 2024/25 ini. Dortmund tampil lebih dinamik daripada El Real. Dua gol yang terjadi pada babak pertama seperti memberikan pesan bahwa misi balas dendam Dortmund bisa tercapai.
Akan tetapi, petaka Dortmund bermula pada keputusan Pelatih Nuri Sahin. Pada menit ke-54, pelatih berdarah Turki itu mengeluarkan penyerang Jamie Bynoe-Gittens dan memasukan bek tengah Waldemar Anton.
Dari kaca mata awam, pergantian itu bisa menunjukkan bahwa Sahin ingin timnya bermain aman dengan cara bertahan. Keunggulan 2 gol sudah pas untuk meredam permainan Madrid.
Namun, Sahin tak belajar dari masa lalu, termasuk di final Liga Champions Eropa. Pergantian pemain juga menjadi sebab di mana Madrid mampu membalikkan keadaan.
Terang saja, lima menit setelah Waldemar Anton masuk, Madrid mampu mencetak satu gol. Satu gol itu seperti menjadi daya pompa bagi Madrid hingga kemudian 4 gol lain menyusul.
Ditambah lagi ketika Sahin mengeluarkan penyerang Donyell Malen dan memasukan gelandang jangkar Pascal Gross. Alih-alih mau melindungi lini belakang, kehilangan dua penyerang itu membuat intensitas permain Dortmund ikut terpengaruh.
Sahin melakukan kesalahan taktik. Mengeluarkan pemain pada waktu yang tak tepat dan melawan tim yang salah. Juga, pergantian itu seperti mengubah mesin bermain Dortmund yang sementara stabil dalam meladeni agresivitas Madrid di Santiago Bernabeu.
Lebih jauh, bermain kontra Madrid sebenarnya membutuhkan keberanian. Hal itu sudah ditunjukkan Dortmund pada babak pertama di mana tak ragu untuk bermain terbuka kontra Madrid.
Dortmund mampu memanfaatkan pola permainan Madrid yang tampak tak kompak. Bek begitu rapuh, lini depan kurang dominan hingga pola serangan yang gampang dipatahkan oleh pemain Dortmund.
Akan tetapi, ritme itu menjadi berubah ketika penyerang digantikan oleh bek. Akibatnya, Dortmund harus pulang dengan kepala tunduk lantaran kebobolan 5 gol.
Pada babak kedua, Dortmund terlihat tunduk pada agresivitas Madrid. Gaya pergantian Sahin lebih pada "ketakutan" kehilangan poin. Kondisi itulah yang membuat Madrid malah makin agresif. Ditambah lagi dengan dukungan suporter yang cukup intens.
"Saya tak mau mengatakan bahwa engkau merasakan ketakutan lawan, tetapi engkau merasa bahwa setelah gol pertama, dengan dukungan suporter, kami mencetak gol," ungkap Thibaut Courtoius sebagaimana tertulis dalam ESPN.
Di balik kesalahan ala Sahin itu, Madrid juga pantas berterima kasih kepada bintang asal Brasil, Vinicius Jr. Vinicius berhasil mencetak tigal gol.
Performa impresif Vinicius itu seperti membahasakan bahwa dirinya pantas untuk meraih trofi Ballon d'Or pada tahun ini. Ya, nama Vinicius semakin kencang akan mengangkat trofi Ballon d'Or pada pekan depan. Bahkan kabarnya, Madrid sudah mempersiapkan seremoni perayaan atas keberhasilan Vinicius Jr.
Vinicius menjadi salah satu pemain yang sukses dalam era kepelatihan Carlo Ancelotti. Dia menjadi salah satu pemain yang berhasil membantu Madrid meraih trofi Liga Champions Eropa dan La Liga Spanyol pada musim lalu.
Lagi-lagi, Vinicius memberikan dampak pada permainan Madrid. Tiga gol yang bersarang Dortmund seperti memberikan bukti kepantasan dari Vinicius untuk mengangkat trofi tersebut.
Ancelotti pun memuji pemainnya itu. Seperti terlansir dari ESPN (22 Oktober 2024), Ancelotti menyebut performa Vinicius dengan karakter dan energi yang luar biasa. Juga, Ancelotti terlihat yakin bahwa anak asuhnya itu bisa meraih trofi Ballon d'Or pada pekan mendatang.
"Saya berpikir Vinicius akan memenangkannya, bukan karena apa yang dilakukannya pada malam ini. Itu terjadi karena apa yang dia lakukan musim lalu. Tiga gol pada malam ini akan membantunya meraih trofi Ballon d'Or mendatang," ungkap Ancelotti tentang peluang Vinicius mengangkat trofi Ballon d'Or.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H