Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Erik Ten Hag Kritik Media dan Sir Alex Ferguson Putus Kontrak dengan MU

19 Oktober 2024   07:54 Diperbarui: 19 Oktober 2024   08:10 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah jeda internasional yang berlangsung lebih dari sepekan, pecinta sepak bola kembali disuguhkan pelbagai laga di liga-liga Eropa. Tim-tim yang mempunyai tren positif sebelum jeda internasional pastinya was-was apakah tren itu tetap terjaga ataukah hilang karena pengaruh jedah internasional.

Kadang kala ada efek jedah internasional yang berpengaruh pada performa pemain dan berdampak pada permainan tim. Selain sebab persoalan cedera, juga masalah kondisi fisik pemain yang melakukan travel, bermain untuk jangka waktu tertentu, hingga penyesuaian kondisi tubuh dengan iklim yang berbeda.

Juga, tim-tim, termasuk pelatih yang disoroti karena hasil buruk mendapat ketenangan batin lantaran sorotan media berubah arah. Termasuk, saya kira pada pelatih Manchester United, Erik Ten Hag, yang sebelum jeda internasional mendapat sorotan tajam lantaran performa MU yang tak stabil.

Sorotan kembali terarah kepada Ten Hag. Pelatih asal Belanda itu mempunyai tugas berat di Old Trafford dalam lanjutan Liga Inggris pekan ke-8 saat menjamu Brentford.

Laga itu boleh dibilang tugas berat lantaran performa MU belum terlalu stabil, Old Trafford tak begitu angker sebagaimana seharusnya, dan kondisi skuad MU yang belum konsisten.

Boleh jadi, Brentford yang dijuluki dengan "Lebah" bisa menyengat MU di Old Trafford apabila Ten Hag tak menjamu skuadnya yang jeli. Efek lebih lanjutnya bisa berpengaruh pada tempat dan posisi Ten Hag di kursi pelatih.

Brentford akan datang ke Old Trafford dengan ambisi untuk mengakhiri tren belum pernah menang di Old Trafford sejak tahun 1937. Menariknya, Brentford datang dengan Thomas Frank, salah satu pelatih yang pernah masuk radar MU untuk menggantikan peran Ten Hag.

Ya, tempat Ten Hag sebagai pelatih MU mendapat goncangan. Pelbagai media mengritik dan coba berspekulasi sampai kapan mantan pelatih Ajax itu bisa bertahan di kursi "Setan Merah".

Kritik dan spekulasi itu terlahir lantaran performa MU yang belum membaik. Puncaknya, pada bulan September yang mana MU menderita dua kekalahan besar kontra Liverpool dan Tottenham Hotspur di Old Traffrod. Dalam dua laga tersebut, MU kalah dengan skor telak 3-0.

Untuk sementara MU berada di posisi ke-14 klasemen sementara Liga Inggris. Makanya, Ten Hag mendapat sorotan. Taktiknya dikritik. Posisinya digoncang oleh pelbagai berita.

Walau demikian, Ten Hag sepertinya tak goyah. Malahan, Ten Hag seperti menyerang balik media dan menilai bahwa apa yang diberitakan media tentang dirinya seperti dongeng dan kebohongan.

"Keributan hanya datang dari berapa dari Anda, menciptakan berita-berita dan dongeng-dongeng dan membawa kebohongan," ungkap Ten Hag tentang media sebagaimana terlansir dalam BBC Sport. com (18 Oktober 2024).

Lebih jauh, Ten Hag menilai bahwa timnya berada pada jalur yang tepat. Dan, Ten Hag malah yakin jika timnya akan berjalan pada rencana yang telah diatur dan kemudian akan mencapai kesuksesan.

Kata-kata Ten Hag itu seperti menggambarkan bahwa dia menolak jika kondisi MU tak baik-baik saja. Malahan, dia melihat MU berada pada kondisi yang sesuai dengan arah yang diharapkan untuk mencapai kesuksesan.

Namun, apabila menimbang performa MU, terlihat MU sebenarnya berada dalam kondisi yang timpang. Tak baik-baik saja. Apalagi, kalau dibandingkan dengan Chelsea yang kondisinya berada pada situasi yang sama dengan MU pada musim lalu.

Musim ini, Chelsea seperti menemukan arah berada pada jalur yang tepat. Hal itu terjadi berkat kerja tangan pelatih baru, Enzo Maresca. Maresca mampu membangkitkan Chelsea dengan memanfaatkan potensi para pemain yang dimiliki.

Dengan perbandingan itu, kondisi MU di tangan Ten Hag belum stabil. Untuk itu, laga kontra Brentford bisa menjadi salah satu kunci di mana kontrak Ten Hag berakhir.

Kondisi MU yang tak stabil juga terlihat dengan keputusan manajemen klub yang mengakhiri kerja kerja sama dengan Sir Alex Ferguson sebagai duta klub. Ferguson memiliki reputasi yang kuat di MU berkat upayanya meraih 13 trofi Premier League dan 2 Liga Champions Eropa untuk MU.

Pemutusan kontrak itu tentu saja meminimalisir peran Ferguson di MU. Bukan rahasia lagi jika Ferguson mempunyai pengaruh besar untuk MU, bahkan secara tak langsung dalam hal penentuan pelatih dan pembentukan taktik permainan tim.

Boleh dibilang, Ferguson selalu menjadi referensi untuk MU, tetapi di lain pihak referensi itu malah menjadi beban untuk para pelatih pengganti.

Bagi pelatih MU, kekurangan peran Ferguson bisa menjadi awal untuk berjalan tanpa bayang-bayang kesuksesan Ferguson di MU. Paling tidak, tiap pelatih, termasuk Ten Hag saat ini bisa mempunyai standar dan rujukan pribadi dalam membangun permainan MU.

Ten Hag perlu membuktikan kritik baliknya pada media dalam lanjutan Liga Inggris pekan ini. Lebih jauh, dengan tak adanya Ferguson dalam bagian manajemen klub, Ten Hag perlu membangun nasibnya sendiri sebagai pelatih.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun