Pertama, Manfaatkan Hobi Pribadi
Ada pelbagai kesibukan dan aktivitas yang dibuat setelah turun dari jabatan atau pun pensiun. Aktivitas itu bisa saja terbentuk karena hobi pribadi yang kadang kala dimanfaatkan sewaktu masih aktif duduk sebagai pejabat atau pun aktif bekerja.
Ketika turun dari kuasa, kita tak begitu shock dan cemas lantaran kita memiliki alternatif untuk menenangkan diri dan mengisi kekosongan lewat memanfaatkan hobi pribadi. Malahan kita mempunyai banyak waktu untuk memanfaatkan hobi yang dimiliki demi kesenangan pribadi.
Oleh sebab itu, sedini mungkin kita membangun hobi yang positif dan bernilai karena kita bisa memanfaatkannya ketika kita sudah pensiun dan tak mempunyai peran besar di tempat kerja.
Pun demikian dengan yang baru turun dari kuasa. Apa salahnya untuk menemukan kembali pasion dengan hobi yang pernah dihidupi dan dimiliki.
Kedua, fokus pada hal-hal yang berharga seperti bangun relasi dengan keluarga.
Sindrom post kekuasaan juga bisa diatasi dengan membangun relasi yang intens dengan keluarga. Ya, barangkali sewaktu masih aktif bekerja, apalagi dengan jabatan yang menyibukkan, waktu dengan keluarga menjadi sedikit.
Makanya, masa pensiun atau pun masa di mana tak memiliki jabatan besar menjadi kesempatan untuk berada bersama dan membangun relasi dengan keluarga. Waktu bersama keluarga menjadi momen untuk menyegarkan pikiran dan juga menjadi kesempatan untuk membangun hal yang lebih bernilai.
Keluarga menjadi tempat untuk menghabiskan masa-masa setelah pensiun dan waktu refreshing lantaran tanpa tugas yang berat.
Ketiga, Tetap Atur Jadwal Hidup dengan Teratur
Pensiun sebenarnya bukan berarti secara total bebas dari pelbagai aktivitas. Hemat saya, pensiun hanyalah perubahan iklim dan situasi aktivitas harian kita.