Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mental "Underdog" China Kandaskan Dominasi Indonesia

15 Oktober 2024   21:01 Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:21 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim Nasional (timnas) Indonesia pulang dengan tangan hampa dari China. Kekalahan 1-2 dari China pada matchday ke-4 dalam babak ke-3 lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 grup C zona Asia di stadion Qingdao Youth Football (14 Oktober 2024) menjadi pukulan telak untuk Indonesia.

Kekalahan itu mengakhiri tren Indonesia belum terkalahkan di kualifikasi grup C dan sekaligus menyempitkan peluang Indonesia lolos langsung ke Piala Dunia 2026.

Gol China tercipta karena lini belakang Indonesia yang salah mengantisipasi pergerakan pemain China. Ketika tendangan bebas terjadi, alih-alih mau membiarkan bola tandukan pemain China keluar dari lapangan, pemain Indonesia tak melindungi bola dengan baik dan tak menduga pergerakan dari S. Jiang.

Sekali sentuhan, Jiang mengumpan bola yang hampir keluar dari garis lapangan ke B. Abduweli yang tampak terkawal dan kemudian Abduweli mencebloskan bola tak ditepis dengan baik oleh penjaga gawang Indonesia, Maarten Paes.

Sontak saja, stadion yang didominasi oleh warna merah, warna khas China itu itu bersorak gembira. Indonesia yang tampak mendominasi jalannya laga akhirnya kebobolan.

Menyikapi itu, Indonesia coba mencari gol penyama kedudukan. Akan tetapi, China menerapkan permainan bertahan yang cukup solid sehingga menyulitkan para pemain Indonesia mencari celah mencetak gol.

Menjadi masalah ketika pola permainan dari kaki ke kaki para Indonesia terlihat monoton. Intensitas pergerakan pemain tampak lamban sehingga para pemain China gampang menutup umpan para pemain Indonesia di daerah pertahanan mereka sekaligus mencuri bola.

Tak elak, menjelang akhir babak pertama, para pemain China berhasil mencuri bola dari pemain Indonesia. Gelandang Z. Gao membaca celah di antara lini belakang Indonesia dan memberikan umpan panjang kepada striker Y. Zhang tak terkawal.

Zhang yang berdiri tak terkawal dengan ketat mengiring sedikit bola ke area pertahan Indonesia sebelum mencebloskannya ke gawang Indonesia. 2-0 untuk China menjelang akhir babak pertama.

Indonesia sebenarnya tampil cukup mendominasi. Tercatat pada babak pertama, Indonesia menguasai 75 persen laga dengan 4 tembakan yang tepat sasar.

Sebaliknya, China memilih lebih bermain bertahan. Menunggu Indonesia melakukan kesalahan atau juga menghalau serangan Indonesia. Pendek kata, China memainkan pola serangan balik.

China sepertinya menyadari kualitas skuad Indonesia. Bermain terbuka di kediaman sendiri bukanlah pilihan bijak sehingga lebih baik bertahan sembari mencari celah untuk melakukan serangan balik.

Pada babak kedua, pola permainan Indonesia sedikit berubah. Intensitas operan di antara pemain terlihat mulai cepat. Memasuki babak ke-54, Indonesia sudah mendapatkan 3 kali tendangan sudut namun hal itu gagal dimanfaatkan oleh pemain Indonesia.

Indonesia tetap menguasai jalannya laga pada babak kedua. Namun, Indonesia terlihat kesulitan menemukan pola untuk menembus barisan belakang China.

Gol Indonesia lewat pemain pengganti, Thom Haye datang telat dan tak cukup membuat Indonesia bisa mencuri satu poin di kandang China. Hingga menit perpanjangan waktu, Indonesia gagal mencari gol penyama kedudukan. 

Terlihat dalam laga ini, China tampil dengan mentalitas underdog. Tampak inferior di hadapan dominasi permainan Indonesia tetapi sebenarnya menyimpang senjata yang cukup tajam dengan sistem serangan balik dan memanfaatkan kesalahan lini belakang Indonesia.

Indonesia yang terlihat menguasai bola tampaknya berambisi untuk mencari gol. Akan tetapi, upaya itu tak dibarengi dengan kesolidan lini belakang.

Rupanya, Indonesia seperti meninggalkan gaya yang sudah terbangun dalam tiga laga terakhir. Tiga laga terakhir kontra Arab Saudi, Australia, dan Bahrain, salah satu kekuatan yang dimainkan oleh Indonesia adalah bermain dengan sistem bertahan yang solid.

Dalam laga-laga tersebut Indonesia yang tampil lebih inferior. Namun di balik performa itu, Indonesia membangun pola serangan balik.

Taktik Indonesia di tiga laga terakhir itu juga dimainkan oleh China saat menjamu Indonesia. Bedanya, China lebih efektif dalam memanfaatkan peluang dengan baik dalam urusan mencetak gol. 

Ditambah lagi organisasi permainan lini belakang China mampu menutup para pemain Indonesia dalam mencetak gol dari posisi terbuka.

Kekalahan dari China cukup menyakitkan. Untuk sementara Indonesia berada di posisi kelima klasemen grup C.

Peluang untuk lolos secara langsung ke Piala Dunia 2026 menjadi rumit. Boleh dibilang jalang Indonesia untuk lolos secara langsung menjadi mustahil. Salah satu langkah Indonesia adalah dengan menjadi satu tim tiga terbaik agar bisa bermain di babak play off.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun