Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Italia Menang Meyakinkan, Proyek Luciano Spalletti Makin Solid

15 Oktober 2024   07:17 Diperbarui: 15 Oktober 2024   07:18 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandro Tonali, salah satu pemain penting Itali di era kepelatihan Luciano Spalletti. Foto: AFP/Stephane De Sakutin via Kompas.com 

Tim Nasional Italia melanjutkan tren positif di UEFA League Nations. Kemenangan kontra Israel (4-1) di stadion Bluenergy, Udine, Italia (15 Oktober 2024) pada laga keempat UEFA Nations League menempatkan Italia di posisi puncak grup A2 dengan koleksi 10 poin.

Sejauh ini, Italia belum terkalahkan. Peluang lolos ke babak perempat final makin dekat.

Padahal, Italia berada dengan tim-tim kuat seperti Perancis dan Belgia. Kontra Perancis dan Belgia, Italia tampil meyakinkan yang mana menang 3-1 kontra Perancis dan bermain imbang dengan Belgia 2-2.

Performa Italia selepas Piala Eropa 2024 pun seperti membungkam suara-suara miring tentang Luciano Spalleti dan Timnas Italia. Ya, kegagalan di Piala Eropa 2024 menghadirkan label "krisis" guna membahasakan performa Timnas Italia.

Kesangsian pada suporter Italia untuk lolos ke Piala Dunia 2024 pun terjadi. Pasalnya, dua kali berturut-turut, Tim Nasional Italia gagal tembus Piala Dunia. Piala Dunia 2018 di Rusia dan Piala Dunia 2022 di Qatar.

Kegagalan itu menjadi noda bagi negara yang sudah mengoleksi 4 trofi Piala Dunia, sekaligus secara tradisional termasuk tim yang kerap berbicara banyak di turnamen Piala Dunia.

Pelbagai sebab coba dilihat. Mantan pelatih Italia, Roberto Mancini pernah menilai bahwa kegagalan dan ketidakseimbangan Italia disebabkan oleh degradasi pembinaan di dalam negeri.

Eksodus para pemain asing dan pemberian tempat yang besar untuk pemain asing itu menjadi salah satu sebab dari kemunduran kualitas Timnas Italia.

Perkiraan pelatih yang sementara Arab Saudi itu rada benar. Italia dibanjiri oleh para pemain asing. Menariknya, Italia seperti menjadi tempat "persinggahan" pemain asing yang sudah mulai menurun performanya di klub-klub besar di Inggris.

Jadinya, Liga Italia seperti menjadi batu loncatan untuk mengakhiri karir atau pun sebelum hengkang keluar dari benua Eropa.

Banjir pemain asing itu menjadi salah satu sebab yang membuat peluang pemain muda di dalam negeri Italia ikut terpengaruh. Tempat mereka tersisih, terlebih khusus di tim-tim kuat seperti Juventus, Inter, AC Milan, dan Napoli.

Namun, situasi mulai berubah di Italia semenjak kehadiran para pelatih muda di klub-klub besar. Keberadaan pelatih muda asal Italia ikut menguatkan warna Italia dan memberikan tempat pada para pemain muda.

Para pelatih itu mendominasi tim-tim kuat seperti Simeone Inzaghi di Inter Milan, Thiago Motta di Juventus, dan Antonio Conte di Napoli. Para pelatih tersebut ikut membantu mengorbitkan para pemain muda ke dalam skuad.

Hasilnya itu mulai nampak pada Timnas Italia yang mana Timnas Italia didominasi pemain muda yang umumnya mendapatkan tempat di klub-klub kuat di Liga Italia.

Selain itu, penentuan Luciano Spalletti menjadi langkah yang tepat lantaran Spalletti baru meninggalkan Napoli yang menjadi juara Liga Italia dua musim lalu. Pengalaman itu menjadi salah satu jaminan dari penguatan mentalitas pelatih.

Spalletti memanfaatkan para pemain muda, terlebih khusus dalam UEFA Nations League. Umumnya, pemain yang dilibatkan oleh Spalletti adalah para pemain yang tampil konsisten dengan tim-tim solid seperti di Juve, Atalanta, AC Milan, Inter hingga Napoli. Dengan itu, Spalletti sebenarnya memiliki skuad yang cukup kuat.

Spalletti berhasil membangun harmoni di antara pemain muda. Hanya saja, sejauh ini letak kekurangan Italia berada di sektor striker, yang mana Spalletti belum menemukan sosok striker yang serupa era sebelumnya seperti Luca Toni dan Alberto Gilardino.

Sejauh ini, Spalletti memainkan Mateo Retegui yang berseragam Atalanta. Retegui yang sebenarnya pemain naturalisasi dari Argentina itu sudah mengoleksi tuju gol di Serie A Liga Italia pada musim ini. Performa apiknya di Serie A Liga Italia terlihat tertular ke Timnas Italia.

Ditambah lagi dengan peran sentral Sandro Tonali di lini tengah. Pemain yang membela Newcastle United yang baru kembali dari cedera itu menghadirkan energi kepemimpinan di lini tengah Italia. Performanya seperti mengingatkan peran Andre Pirlo yang mendesain dengan baik permainan lini tengah Italia.

Spalletti sementara membawa Italia pada jalur yang tepat. Pelatih Israel, Ran Ben Shimon sebagaimana terlansir dalam Reuters (15 Oktober 2024) ikut memuji sentuhan Spalletti.

"Engkau bisa melihat tangan Spalletti dalam tim ini dan ketika mereka bermain seperti malam ini, itu sangat menyulitkan lawan mereka," ungkap pelatih Israel setelah timnya dikalahkan Italia.

Italia terus melanjutkan tren positif. Tren positif itu bisa membahasakan bahwa tim yang sudah lama "hibernasi" itu sepertinya mulai bangkit dan kembali untuk menantan di turnamen-turnamen internasional, termasuk Piala Dunia.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun