Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Media Asing Kecam Ahmed Al Kaf dan Wasit Kontroversial Menanti di China

13 Oktober 2024   12:42 Diperbarui: 15 Oktober 2024   18:24 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi pemain Indonesia saat bermain kontra Bahrain. Foto: Dokumentasi PSSI via Kompas.com

Hasil laga antara Timnas Indonesia vs Timnas Bahrain pada babak ketiga kualifikasi Piala Dunia Zona Asia Grup C menyisahkan kekecewaan pada wasit pemimpin laga Ahmed Al Kaf.

Wasit asal Oman itu membuat keputusan yang terbilang kontroversial, yang mana merugikan Indonesia dan menguntungkan tuan rumah, Bahrain.

Ahmed Al Kaf tak meniup pluit tanda akhir laga seperti yang telah ditentukan, yakni hanya perpanjangan waktu 6 menit. Malahan, dia sepertinya memperpanjang waktu hingga tiga menit dari waktu yang telah ditetapkan tersebut. Pendek cerita, Bahraian mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-119.

Sumpah serapah dilayangkan dari tanah air. Netizens Indonesia menunjukkan kekuatan lewat mengejek, mencelah, dan mempertanyakan keputusan wasit berkepala plontos tersebut. Gegara Ahmed Al Kaf, Indonesia gagal meraih poin penuh dan gagal naik ke posisi kedua klasemen sementara di Grup C.

Terlihat keputusan Ahmed Al Kaf berpihak pada negara asal dari Presiden Persatuan Sepak Bola Asia atau AFC, Sheikh Salman bin Ibrahim Al Khalifa. Bahkan, AFC dinilai sebagai organisasi yang korup.

Terang saja, media sosial AFC seperti Facebook, Instagram dan X mendapat serangan netizens. Hal yang sama juga terjadi dengan badan sepak bola Bahrain, yang kemudian menutup kolom komentarnya.

Keputusan kontroversial Ahmed Al Kaf juga mengundang komentar media internasional. Seperti terlansir dari media asal Vietnam yang berbahasa Inggris VNEXPRESS. Net (11 Oktober 2024), media internasional ikut menyoroti dan mencelah keputusan wasit Ahmed Al Kaf.

Sebuah artikel di Korea Selatan pada harian "Isplus" menempatkan judul dengan, "Indonesia robbed of a victory." Terjemahannya kira-kira Indonesia dirampok dari kemenangan. Judul itu tak berlebihan lantaran Indonesia seperti dirampok dengan cara yang begitu kasar.

Selain itu, suporter juga mempertanyakan penentuan wasit yang berasal dari Oman, yang nota bene sesama dari Asia Barat dengan Bahrain. Memang, penentuan wasit tak begitu bergantung pada wilayah atau zona. Yang terpenting berasal dari negara yang berbeda.

Namun, menimbang kontroversi yang terjadi, penentuan wasit pun perlu mendapat pertimbangan. Bagaimana pun, aspek budaya bisa saja menjadi salah satu latar belakang hakim lapangan membuat keputusan tertentu.

Bertandang ke China di laga selanjutnya menjadi pelajaran untuk Indonesia. Akan tetapi, belajar dari kontroversial di Bahrain, rasanya Indonesia perlu waspada dengan laga di China.

Pasalnya, wasit yang ditentukan pada laga di China juga tak luput dari kontroversial. Seperti terlansir dalam CNBC Indonesia. com (12 Oktober 2024), wasit yang bernama Omar Al-Ali akan menjadi wasit dalam laga antara Indonesia kontra China pada 15 Oktober 2024 mendatang.

Wasil asal Timur Tengah itu, tepatnya dari Uni Emirat Arab itu juga dikenal kontroversial. Salah satu kontroversialnya yakni tak ragu untuk memberikan kartu merah.

Omar Al-Ali menjadi wasit saat Australia kalah 0-1 dari Bahrain di laga perdana. Kekalahan Australia di kediamannya sendiri itu bermula dari kartu merah langsung kepada pemain Australia, Kusini Yengi.

Keputusan Omar Al-Ali itu membuat pola permainan Australia terganggu. Hingga kemudian sewaktu kehilangan satu pemain, Bahrian mampu mendapatkan satu gol yang terjadi karena bunuh diri pemain Australia.

Tentu saja, kabar tentang wasit "kontroversial" yang akan menjadi pemimpin laga antara Indonesia vs China membuat Indonesia perlu berwaspada.

Lebih baik mulai "berdamai" dengan kontroversi lantaran kadang itu menjadi bagian dari pengasahan dan pembentukan mentalitas para pemain. Juga, itu bisa menjadi pemacu para pemain untuk lebih fokus pada performa daripada terlalu terjebak pada kekuatiran pada sosok wasit yang memimpin laga.

Lebih jauh, laga juga tak selamanya ditentukan oleh kontroversi. Semuanya tetap bergantung pada performa dan mentalitas para pemain.

Apabila Timnas tampil terbaik sepanjang laga, termasuk berhasil mencetak gol, kontroversi apa pun sulit untuk diterapkan. Jadi, tak perlu terjebak pada "kontroversi". Lebih baik fokus pada performa tim dan tetap menjaga mentalitas agar bisa meraih hasil terbaik.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun