Pendek kata, apakah sistem kerja di sekolah bebas dari peluang terciptanya kekerasan?
Apabila sistem di sekolah melapangkan hal tersebut, makanya sekolah harus mencari solusi alternatif. Perlu mencari sistem yang bisa mengatasi kekerasan.Â
Misalnya, sistem yang secara regular mengubah perubahan pergantian teman kelas. Setiap tahun ajaran baru, kalau memungkinkan setiap semester, para siswa berganti teman kelas kalau dalam satu angkatan terdiri dari beberapa kelas.Â
Lebih jauh, perlu juga membangun relasi antara senior dan yunior. Pembauran di antara senior dan yunior dalam kegiatan sekolah.Â
Misalnya saat acara dan pesta sekolah. Alih-alih grup terbagi antara kelas, lebih baik sekolah membagi para siswa ke dalam beberapa grup.Â
Grup-grup itu merupakan perpaduan para siswa lintas kelas. Tujuannya, agar terjadi pembaruan, interaksi, dan sekaligus pengenalan di antara para siswa.
Memang, sulit memutuskan tali kekerasan di sekolah apabila sistem yang melapangkan aksi itu sudah sangat berakar.Â
Makanya, pihak sekolah perlu mengevaluasi sistem kerja di sekolah, melakukan upaya radikal dalam membongkar dan memperbaharui sistem yang memberikan peluang terjadinya kekerasan. Â
Salam Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H