Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kekerasan di Sekolah, Pembiaran Sistem Senioritas hingga Perkoncohan

9 Oktober 2024   07:42 Diperbarui: 10 Oktober 2024   17:45 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan, pengkotak-kotakan itu juga menghadirkan sistem tersendiri. Apabila mau masuk ke dalam kelompok yang telah tercipta, si individu mesti melewati beberapa tantangan. Tantangan itu kadang dibarengi dengan kekerasan. 

Selain itu, sistem yang menciptakan kekerasan tercipta oleh sistem yang luput dari pantauan sekolah. Ada sistem yang sudah dibangun oleh para siswa sendiri di lingkungan sekolah, tetapi hal itu luput dari pantauan para guru. 

Misalnya, sistem senioritas di antara para siswa. Siswa yang lebih senior membangun kelompok dan kekuatan tertentu di dalam sekolah. 

Yang senior melihat yunior sebagai obyek yang mesti tunduk pada pola permainan senior. Ketika ada penolakan, kekerasan bisa saja terjadi. 

Selain pola senioritas, juga muncul sistem pertemanan berdasarkan latar belakang. Para siswa membangun pertemanan berdasarkan tempat asal dan menguatkan identitas itu dalam relasi di antara para siswa.

Sistem pertemanan itu bermuara pada sistem perkoncohan. Ada kelompok, atau tepatnya bisa disebut sebagai "geng" di dalam lingkup sekolah. 

Kelompok itu membangun sistem tertentu yang menuntut anggotannya untuk melakukan hal tertentu, termasuk aksi kekerasan apabila ada "gangguan" dari pihak lain atau pun melihat pihak lain sebagai ancaman. 

Bahkan, kalau mau masuk kelompok tersebut perlu melewati "ritus" tertentu, yang tak jarang menghadirkan kekerasan. 

Solusi

Mengatasi persoalan kekerasan tak hanya cukup diselesaikan dengan menghukum oknum yang melakukan aksi kekerasan. Seyogianya, perlu mencari akar yang terdalam dari persoalan kekerasan tersebut. 

Salah satunya, pihak sekolah mengevaluasi sistem yang terbangun di lingkup sekolah. Apakah sistem di sekolah benar-benar bebas dari peluang terciptanya senioritas, pengelompokan, dan perkoncohan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun