Barcelona menang besar atas tamunya, Young Boys (5-0) di  dalam kualifikasi grup lanjutan Liga Champions Eropa 2024/25 (2 Oktober 2024) di stadion Olimpic Lluis Companys.
Robert Lewandowski memborong 2 gol. 3 gol lain dibuat oleh Rapinha, Inigo Martinez, dan gol bunuh diri A. Camara.Â
Sebenarnya, Barca sudah mengunci kemenangannya sejak babak pertama ketika sudah unggul 3-0.
Kemenangan besar itu seperti menjadi penebusan atas kekalahan pada laga pertama kontra AS Monaco di Liga Champions dan juga kekalahan pertama Barca di Liga Spanyol kontra Osasuna pada pekan lalu.
Kemenangan kontra Young Boys menunjukkan kekuatan sebenarnya dari formasi ala Pelatih Hansi Flick. Dari sisi formasi, Flick kembali pada mode lama.
Dalam mana, Flick kembali memainkan formasi 4-2-3-1 yang menjadi andalannya sejak mengawali kompetesi Liga Spanyol pada musim. Di balik formasi itu, Flick menempatkan para pemainnya seturut karakter dan kualitas mereka.
Formasi itu menempatkan Lewandowski sebagai striker tunggal. Rapinha dimainkan sebagai penyerang bernomor 10 di belakang Lewandowski.Â
Taktik itu berjalan baik, lantaran produktivitas Lewandoski terangkat dan Rapinha tampil efektif.
Sejak awal musim di Liga Spanyol, Rapinha pernah bermain sebagai penyerang bernomor 10 di belakang Lewandowski.
Formasi andalan 4-2-3-1 itu dipertahankan, dan bahkan diperkuat dengan kedatangan Dani Olmo.Â
Dani Olmo mengisi posisi Rapinha dan pemain asal Brasil tersebut bermain di posisi kiri. Dengan itu, Rapinha bisa mengimbangi performa Lamine Yamal di sisi kiri.
Namun, entah kenapa ketika Olmo absen karena cedera, Flick tetap memainkan Rapinha di posisi kiri. Posisi dibelakang Lewandowski dipercayakan kepada beberapa pemain, termasuk upaya Flick mengubah formasi menjadi 4-3-3.
Akan tetapi, formasi itu mendapatkan kelemahan ketika pemain yang dimainkan tak cocok dengan posisi tersebut. Pedri pernah bermain di belakang striker, namun ketidakhadirannya sebagai pendamping gelandang jangkar membuat permainan Barca tampak melambat dan tak efektif.
Puncaknya saat Flick melakukan rotasi di laga kontra Osasuna dengan formasi 4-3-3. Efektivitas Barca turun drastis. Ditambah lagi, lini belakang Barca yang rapuh sehingga 4 gol bersarang ke gawang Inaki Pena.
Kekalahan kontra Osasuna itu sepertinya menjadi pelajaran. Tanpa menganggap enteng Young Boys, Flick menurunkan skuad terbaiknya sejauh ini, sekaligus menerapkan formasi andalannya. Rapinha kembali dimainkan sebagai penyerang bernomor 10 dan Ferran Torres dijadikan pengisi posisi Rapinha.
Taktik itu berjalan ampuh. Young Boys bermain dengan sistem bertahan. Namun, Barca yang mengontrol penuh laga berhasil memanfaatkan peluang dengan baik. Dengan kembali ke mode lama, efektivitas Barca di depan gawang kembali membaik.
Pendek kata, Barca menang telak lantaran kembali ke mode lama ala Hansi Flick. Mode lama itu bisa menjadi kunci kesuksesan Barca di tangan Flick.
Persoalan jika ada pemain yang cedera, seperti Rapinha. Rapinha sejauh ini menjadi salah satu pemain penting dari pola permainan Barca.
Terkecuali, Dani Olmo pulih dan Rapinha bisa dirotasi. Persoalan cedera memang ikut mempengaruhi taktik permainan Flick. Makanya, pada titik tertentu sangat sulit mempertahankan mode lama karena Flick juga perlu menyesuaikan taktiknya dengan kondisi skuadnya.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H