Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

September Kelabu untuk Manchester United dan Akhir Alibi dari Erik Ten Hag

30 September 2024   06:51 Diperbarui: 30 September 2024   22:16 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manchester United menderita kekalahan 3-0 dari Tottenham Hotspur. (Foto: AFP/Paul Ellis via Kompas. com)

Manchester United (MU) kalah telak dari tamunya Tottenham Hotspur di stadion Old Trafford (30/9/24) dalam pekan ke-6 lanjutan Liga Inggris musim 2024/25.

Untuk kedua kali klub berjuluk "Setan Merah" tersebut mengalami kekalahan telak di kediamannya sendiri di Old Trafford. Kekalahan yang pertama terjadi saat menjamu Liverpool pada pekan ke-3 Liga Inggris.

Menariknya, kekalahan 0-3 MU dari Liverpool terjadi pada awal bulan September. Lalu, di akhir bulan September inj, MU kembali mendapatkan sengatan tajam lantaran dihantam Tottenham dengan skor yang sama.

Kekalahan dari Liverpool seperti menjadi pukulan telak untuk MU kala itu. Old Trafford tak lagi menjadi angker untuk tim-tim lain, apalagi bagi rival abadi.

Bulan September sepertinya tak menjadi waktu yang bersahabat bagi MU. Perlu dilupakan.

Dari enam laga yang dimainkan di semua kompetisi yang diikuti oleh MU, MU hanya menang dua kali. Itu pun terjadi kontra tim medioker seperti Southampton di Liga Inggris dan Barnsley, klub divisi dua di Piala Carabao.

Lalu, dua kali MU imbang kontra Twente dan Crystal Palace. Dan, dua kali MU tumbang dari tim-tim pesaing di Liga Inggris.

Oleh sebab itu, bulan September terlihat cukup kelam untuk MU dan pelatih Erik Ten Hag. September kelabu untuk MU. 

Lebih jauh, kekalahan telak dari Tottenham sepertinya sangat sulit untuk ditolerir. Laga yang diwarnai dengan kartu merah untuk pemain bintang MU, Bruno Fernandes itu dinilai oleh beberapa legenda MU sebagai laga yang cukup menyakitkan.

Seperti terlansir dalam BBC Sport (30 September 2024), mantan bek MU Garry Neville menyebutkan permainan MU dengan kata "disgusting" dan "disgraceful".

Lebih lanjut, Neville menyampaikan kepada Sky Sports bahwa laga MU kontra Tottenham menjadi performa terburuk MU di bawah kepelatihan Ten Hag.
Jamie Redknapp menilai bahwa MU sepertinya berada pada titik terbawah. 

Pernyataan Redknapp itu beralasan lantaran dari enem laga, MU hanya mengoleksi tujuh poin dan mencetak sangat sedikit gol. MU juga menghadapi tren negatif yang mana sudah sering kalah dengan margin tiga atau lebih gol sejak era Sir Alex Ferguson.

Tak elak, kondisi itu menyoroti Ten Hag di kursi pelatih. Pelatih yang memasuki musim ketiganya di MU sepertinya tak menjadi solusi dari kemerosotan MU. 

Malahan, Ten Hag sepertinya mempertahankan tren negatif MU yang tampil tak konsisten dan stabil sepanjang semusim.

Walau demikian, Ten Hag kerap memiliki alibi tersendiri menyikapi performa MU. Salah satunya ketika Ten Hag di awal musim ini sepakat dengan Ralf Rangnick bahwa agar MU bisa kembali berjalan pada jalur yang tepat, klub yang berada di kota Manchester itu perlu melakukan "operasi bedah" total.

Alibi itu sepertinya dijawabi oleh manajemen MU di bawah kepemilikan baru Sir Jim Ratcliffe pada awal musim ini. Tak tanggung-tanggung, klub mengucurkan sejumlah uang guna mengiakan proposal Ten Hag membeli beberapa pemain baru.

Akan tetapi, ketika performa MU tak membaik walau sudah menghadirkan beberapa pemain baru, Ten Hag kembali beralibi. Ten Hag menilai bahwa MU perlu berinvestasi pada pemain muda dan perlu sabar memberikan waktu untuk para pemain muda.

Penilaian Ten Hag itu terkesan lebih sebagai alibi setelah MU ditahan imbang klub asal Belanda Twente 1-1 di kualifikasi grup Liga Eropa tengah pekan lalu.

Hasil laga kontra Tottenham pastinya memojokkan Ten Hag. Alibinya pasti sudah tak berlaku. Kata sabar manajemen klub bisa tak terkontrol dalam waktu-waktu ke depan.

Di akhir musim lalu, nasib Ten Hag seperti berada dalam limbo. Ratfcliffe yang memiliki sebagian dari kepemilikan MU terlihat ragu untuk terus melanjutkan kerja sama dengan Ten Hag.

Namun, situasi terlihat berubah ketika di akhir musim Ten Hag mempersembahkan trofi Piala FA 2024 dengan mengalahkan Manchester City.

Hasil itu seperti titik balik untuk Ten Hag dan juga elemen yang meyakinkan Ratcliffe untuk mempertahankan mantan pelatih Ajax tersebut.

Akan tetapi, keputusan manajemen klub terlihat keliru ketika menimbang performa MU pada musim ini. Baik di Premier League maupun di Eropa, MU seperti tim medioker yang masih mencari cara untuk menang.

Makanya, kekalahan dari Tottenham bisa menjadi akhir dari kata sabar dari manajemen MU pada nasib Ten Hag. Bukan tak mungkin, manajemen klub akan memutuskan nasib Ten Hag dan juga itu bisa menjadi akhir dari alibi Ten Hag.

Melansir dari postingan pakar transfer pemain, Fabrizio Romano (30 September 2024), Ten Hag terlihat kembali beralibi menyikapi hasil laga kontra Tottenham.

"Selalu ada hari baru. Saya mengatakan kepada para pemain di ruang ganti: ayo. Besok adalah hari baru. Kami akan bertarung kembali. Saya yakin," ungkap Erik Ten Hag.

Entah apa yang terjadi di hari baru nantinya pada nasib Ten Hag apabila menimbang hasil buruk MU di bulan September ini.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun