Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Korban Pasar dan "Keistimewaan" pada YouTuber Asing

27 September 2024   09:30 Diperbarui: 27 September 2024   14:46 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IShowSpeed menunjukkan YouTube sewaktu berkunjung ke Indonesia. (Foto: Youtube/IShowSpeed via Kompas.com)

Bukan rahasia lagi jika dunia digital sudah terbilang sebagai salah satu pasar bisnis terbesar.

Orang-orang beramai masuk ke dunia digital dan membuat konten di beberapa platform digital tertentu, bukan saja untuk memperkenalkan diri atau memperluas koneksi, tetapi juga menjadi upaya untuk mendapatkan cuan atau keuntungan finansial.

Tentu saja, hal itu tak gampang. Perlu strategi khusus sekaligus kejelian membaca kebutuhan dan psikologi dari orang-orang yang berada dan terlibat dalam dunia digital.

Dalam hal ini, seorang konten kreator harus tahu psikologi pasar, termasuk apa yang mereka inginkan, kondisi kejiwaan, dan juga tren-tren yang mengitari realitas keseharian.

Penduduk Indonesia masuk dalam kategori pengguna dan penikmat dunia digital atau internet tertinggi di dunia.

Seperti terlansir dalam Kompas.com (22 April 2022), Indonesia termasuk salah satu negara di Asia Tenggara yang mempunyai pengguna internet tertinggi di dunia. Survei itu terjadi dua tahun lalu. Bukan tak mungkin, pertumbuhan pengguna internet terus bertama. 

Dengan itu, pasarnya luas. Keuntungannya juga bisa tinggi jika kontennya mengena dan sesuai kebutuhan pasar.

Tak heran, banyak konten kreator bermunculan di Indonesia. Tak sedikit juga yang mendapatkan keuntungan besar lantaran konten-konten yang dibuat.

Hal yang sama juga bisa berlaku untuk konten kreator asal luar negeri atau YouTuber asing yang datang dan membuat konten di Indonesia.

Tujuan mereka bukan saja memperkenalkan Indonesia, tetapi juga boleh jadi mereka menjadikan Indonesia sebagai instrumen menambah jumlah viewers, menguatkan platform media sosial mereka, sekaligus menaikan popularitas konten mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun