Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kekeliruan Hansi Flick dan Kelebihan AS Monaco Saat Tundukkan Barcelona

20 September 2024   07:54 Diperbarui: 20 September 2024   13:32 4085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lamine Yamal (kiri) pemain Barcelona yang coba melewati hadangan pemain AS Monaco. Foto: AFP/Miguel Medina via Kompas.com

AS Monaco mengalahkan Barcelona (2-1) pada kualifikasi grup Liga Champions Eropa musim 2024/25 di stadion Stade Louis II (20/9/24).

Kalau dihitung-hitung, kekalahan itu menjadi yang kedua kontra Monaco bagi anak-anak asuh pelatih Hansi Flick dalam tiga bulan terakhir. Sebelumnya, Monaco menundukan Barca 3-0 dalam ajang laga trofi Joan Gamper.

Kekalahan dari Monaco di Liga Champions Eropa menjadi pukulan bagi Barca yang berupaya untuk membangun kembali reputasinya di Liga Champions Eropa. Ya, dalam beberapa musim terakhir, performa Barca di Liga Champions Eropa agak terbenam.

Terang saja, datang ke Monaco dengan catatan belum terkalahkan di La Liga Spanyol musim ini, Barca dinilai sebagai favorit. Ditambah lagi faktor Flick yang nota bene pernah sukses saat masih melatih Bayern Muenchen dalam meraih trebel, termasuk trofi Liga Champions.

Pendek kata, energi positif sementara menaungi Blaugrana. Namun, tak disangka tuan rumah Monaco menyulitkan tamunya Barca sejak menit awal.

Monaco tampil berani. Dengan pola serangan cepat dan langsung, Monaco bermain dengan gaya agresif yang mana tak ragu untuk melakukan penetrasi dan membaca kelengahan sekaligus memanfaatkan kesalahan lini belakang Barca.  

Pelanggaran dan kemudian berbuah kartu merah langsung untuk Eric Garcia termasuk salah satu contohnya. Berawal dari kesalahan yang dibuat oleh kiper Marc Ter Stegen yang berakhir pada keputusan Eric Garcia dalam melakukan pelanggaran kepada Takumi Minamino pada menit ke-10.

Tanpa ragu dan melakukan pengecekan pada VAR, wasit memberikan kartu merah langsung kepada Garcia. Pelanggaran yang dilakukan di luar kota penalti itu terlihat sebagai upaya menjegal Minamino yang memiliki posisi terbuka untuk menciptakan gol ke gawang Barca.

Keputusan Garcia itu tentu saja merugikan Barca. Barca harus bermain dengan 10 orang pemain sejak menit awal laga.  

Kekurangan satu pemain di kubu Barca menaikan intensitas permainan Monaco. Tak pelak, enem menit setelah pelanggaran itu, Monaco mencetak gol lewat Maghnes Akliouche.

Gol Monaco tersebut kemudian disamakan oleh Lamine Yamal pada menit ke-28. Gol itu menjadi yang pertama bagi Yamal di Liga Champions Eropa.

Pada babak kedua, Monaco terus tampil agresif. Barca juga berupaya untuk menembus kesolidan Monaco, namun kekurangan satu pemain terlihat menyulitkan Barca untuk menembus barisan belakang Monaco.

Pada menit ke-71, Monaco menambah keunggulan lewat pemain pengganti, George Ilenikhena. Gol tersebut menjadi gol terakhir dari laga tersebut sekaligus memberikan poin penuh untuk Monaco.

Kelebihan Monaco sewaktu bermain kontra Barca di Liga Champions adalah berani untuk tampil menyerang dan mendobrak lini belakang Barca. Apalagi, Flick sedikitnya mengganti pemain di sektor gelandang jangkar yang sekaligus menjadi kekeliruan untuk taktik Flick.

Garcia yang sejatinya sebagai bek diduetkan dengan Marc Casado di sektor gelandang jangkar. Terlihat duet itu menjadi upaya Barca untuk meladeni permainan menyerang Monaco.

Paduan duet gelandang jangkar itu baru terjadi untuk pertama kalinya dalam formasi Flick musim ini. Casado memang berposisi asli sebagai gelandang jangkar.

Namun, pemain berusia 20 tahun itu seyogianya didampingi atau ditandemi oleh pemain yang lebih cocok dan berpengalaman seperti yang biasanya diduetkan dengan Pedri.

Lalu, Pedri dimainkan sebagai pemain bernomor punggung 10 di belakang Robert Lewandowski. Pedri yang selalu menjadi tandem Cassado di sektor gelandang jangkar harus digeser ke depan untuk menggantikan Dani Olmo yang mengalami cedera.

Perubahan itu memberikan warna berbeda pada permainan Barca. Kendati masih menerapkan formasi yang sama dengan dua gelandang jangkar, namun harus diakui bahwa tiap pemain mempunyai karakter yang berbeda-beda.

Flick tampak agak keliru memainkan Casado dan Garcia dalam sektor yang persis sama lantaran kedua pemain bertipe dan berlatar belakang berbeda. Sejauh musim ini, Garcia belum pernah tampil sejak menit awal di sektor gelandang jangkar. 

Cedera Olmo memang kehilangan besar bagi Flick. Akan tetapi, Flick juga tak kembali pada jalan lama di awal musim ini sebelum Olmo bermain dengan Barca.

Dua laga perdana di Liga Spanyol, Flick memainkan Rapinha di belakang Lewandowski atau pemain bernomor 10. Rapinha tampil meyakinkan di posisi tersebut.

Seyogianya, Flick kembali menarik Rapinha dari posisi penyerang kiri pada posisi tersebut dan tinggal mencari pemain lain mengisi di sisi penyerang kiri. Paling tidak, langkah itu tak mengubah duet tandem Pedri dan Cassado di sektor gelangan jangkar lantaran itu duet itu sangat penting dalam menopang permainan Barca di tangan Flick 

Terlepas dari masalah cedera dan perubahan komposisi pemain di kubu Barca, Monaco sebenarnya tampil cukup meyakinkan di kandangnya sendiri.  Bermain terbuka nan agresif dipadukan dengan lini belakang yang solid menjadi kelebihan Monaco saat menundukan Barca.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun