Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kunci dan Pekerjaan Rumah saat Indonesia Imbangi Australia

10 September 2024   21:14 Diperbarui: 10 September 2024   23:01 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi pemain Timnas Indonesia, Cavin Verdonk berebut bola dengan pemain Australia pada babak pertama. (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak via Kompas.com)

Tim Nasional Indonesia berhasil menahan imbang Tim Nasional Australia (0-0) dalam lanjutan putaran ke-3 Grup C kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno (10 September 2024). 

Hasil imbang kontra Australia tersebut sangat berarti untuk kiprah Indonesia dalam merebut tiket ke Piala Dunia. Tercatat dari dua laga yang telah dimainkan, Indonesia sudah mengoleksi dua poin. 

Hasil imbang kontra Australia juga bernilai penting karena melawan tim yang boleh dikatakan solid untuk konteks Asia. Setelah berhasil menahan imbang Arab Saudi di Jeddah pada pekan lalu, Indonesia kembali menciptakan performa impresif saat bermain kontra tim kuat di Grup C. 

Dengan ini, keberadaan Indonesia di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bukanlah pelengkap semata. Akan tetapi, Indonesia menunjukkan ambisi untuk bisa tampil kompetetif dan sungguh-sungguh berupaya mendapatkan satu tiket ke Piala Dunia 2026. 

Jalannya Laga Kontra Australia

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong menurunkan skuad terbaik dalam meladeni kekuatan Australia. Hampir 100 persen dari kesebelasan yang dimainkan pelatih asal Korea Selatan itu merupakan pemain naturalisasi. 

Tak heran, kekuatan fisik dan mentalitas Australia bisa diimbangi oleh para pemain Indonesia. Kendati Australia mengontrol jalannya laga dan kerap tampil menekan, Indonesia tak gampang terprovokasi dan keluar dari jalur.

Ya, Indonesia meraih hasil seri lantaran faktor mentalitas. Ditekan sejak babak pertama tak membuat stamina dan mentalitas para pemain tergerus. 

Malahan, para pemain Indonesia tetap tampil solid dan berupaya sekuat tenaga untuk melakukan serangan balik.

Awalnya pada babak pertama, Indonesia mengontrol laga. Dua peluang sempat tercipta. Namun, setelah 10 menit berlalu, Australia mulai mengambil alih jalannya laga.

Harus diakui bahwa Australia menguasai jalannya laga pada babak pertama. Tercatat Australia menguasi 62 persennya jalannya laga di babak pertama dengan 8 tembakan ke gawang dengan 3 yang tepat sasar. Bahkan, satu tendangan dari pemain Australia mengenai mistar gawang. 

Tekanan demi tekanan dibangun oleh para pemain Australia. Bahkan, sekuat tenaga Australia berupaya memanfaatkan peluang lewat tendangan sudut dan tendangan bebas. 

Pola Australia memanfaatkan tendangan sudut bisa diantisipasi oleh para pemain Indonesia. Salah satu kuncinya karena tinggi fisik antara pemain Australia dan Indonesia yang tak jauh berbeda. 

Situasi sedikit berbeda pada babak kedua. Indonesia mulai tak ragu mengontrol laga. Beberapa kali melakukan serangan ke pertahanan Australia, namun pola serangan balik Indonesia gampang terbaca dan tak terukur. 

Oleh sebab itu, Indonesia memiliki pekerjaan rumah yang perlu dibenahi. Paling pertama adalah metode serangan balik yang gampang dibaca oleh para pemain Australia. 

Umpan-umpan para pemain Indonesia kadang tak terukur. Bahkan beberapa di antara umpan-umpan itu cenderung terburu-buru. 

Terlihat tanpa terlebih dahulu membangun skema bagaimana menembus barisan belakang Australia atau pun membaca pergerakan rekan setim. 

Juga, sisi sayap pertahanan Indonesia gampang diekspos oleh para pemain Australia. Beberapa kali para pemain Australia menciptakan serangan dan umpan silang dari sisi sayap. Beruntung bagi Indonesia karena Australia tak memiliki striker yang jeli membaca umpan-umpan silang dari rekan setimnya. 

Pertahanan yang solid dan mental yang kuat menjadi kunci dari Jady Idzes dan rekan-rekannya menahan imbang Australia. Namun, di balik itu, Indonesia meninggalkan pekerjaan rumah berharga dalam membangun struktur dan skema serangan balik yang efektif. 

Maarten Paes, Tembok Kokoh Indonesia

Maarten kembali menjadi aktor penting dari kemenangan Indonesia kontra Australia. Pemain kelahiran 26 tahun silam itu melakukan beberapa penyelamatan penting. 

Tanpa penyelamatan penting Maarten, Indonesia bisa saja kebobolan lebih dari 2 gol pada babak pertama. Namun, aksi sigap pemain kelahiran 14 Mei 1998 itu membuat gawang Indonesia tak kebobolan. 

Maarten sepertinya tiba di skuad Indonesia pada waktu yang tepat. Juga, dia menjadi salah satu kepingan penting dari skuad yang terbangun lewat proses naturalisasi di era kepelatihn STY. 

Maarten kembali menjadi penyelamat Indonesia. Performa apiknya di bawah mistar gawang Indonesia melengkapi kesolidan lini belakang Indonesia. 

Boleh dikatakan, salah satu kunci hasil imbang Indonesia kontra Australia terjadi berkat performa solid dan impresif Maarten Paes di bawah mistar gawang Timnas Indonesia. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun