Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kelemahan yang Diwaspadai Indonesia Saat Jamu Australia

10 September 2024   15:03 Diperbarui: 12 September 2024   12:50 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Pemain Timnas Indonesia melakukan latihan mejelang laga kontra Australia. Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak via Kompas.com

Tim Nasional Indonesia menampilkan performa yang meyakinkan pada laga perdana di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 grup C zona benua Asia. Tak tanggung-tanggung, Indonesia menahan imbang tim kuat, Arab Saudi (1-1) di kediamannya sendiri. 

Hasil imbang itu tentu saja melahirkan energi positif di kubu Indonesia. Jalan menuju Piala Dunia 2026 yang nantinya akan berlangsung di tiga negara, Kanada, Amerika Serikat dan Meksiko terlihat bukan misi yang mustahil. 

Indonesia bisa mencapai target tersebut. Performa anak-anak asuh Pelatih Shin Tae-yong berhasil mengejutkan Saudi dan sekaligus membuat pelatih sekaliber Roberto Mancini harus pusing. Paling kurang, setelah laga di Jeddah, Arab Saudi, optimisme tinggi sementara berdiam di tubuh Timnas Indonesia. 

Di balik sikap optimisme tersebut, juga terbentuk mentalitas. Mentalitas para pemain bisa naik. Ternyata, lawan-lawan kuat di Grup C zona Asia tak segarang dengan apa yang diprediksi oleh banyak pihak. 

Indonesia juga mungkin mulai diperhitungkan. Bahkan, diwaspadai oleh tim-tim kuat. 

Dengan itu, sikap optimisme dan mentalitas kuat itu menjadi bekal bagi Indonesia menjamu Australia di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta (10 September 2024). Berlaku sebagai tuan rumah, yang barangkali akan didukung oleh suporter yang cukup membeludak gelora Bung Karno, Indonesia mempunyai misi besar untuk kembali mendapatkan poin penting. 

Akan tetapi, di balik misi itu, Indonesia perlu mewaspadai kekuatan Australia. Pada tempat pertama, perlu diingat bahwa Australia terbilang langganan tim yang tembus Piala Dunia mewakili zona Asia dan juga salah satu kekuatan kuat di benua Asia. 

Untuk itu, Indonesia tak hanya mengandalkan semangat dan optimisme, tetapi lebih dari perlu membangun kewaspadaan. Pada intinya bahwa Australia adalah tim kuat yang bisa menghancurkan hati Indonesia di kediamannya sendiri. 

Apalagi, Australia datang ke Indonesia dengan hati yang terluka. Kehilangan poin penuh di kandang sendiri lantaran kalah 0-1 dari Bahrain. Yang menyakitkan bahwa gol tunggal Bahrain itu tercipta karena faktor bunuh diri dari pemain Australia. 

Pastinya, Australia menggerakan energi besar agar tak kembali kehilangan poin penuh. Kehilangan poin penuh bisa saja mempengaruhi kans Australia untuk tembus langsung ke Piala Dunia mewakili grup C. 

Terlebih di grup C, Australia harus bersaing ketat dengan Jepang dan Arab Saudi untuk menduduki tempat satu dan dua agar bisa lolos langsung. 

Untuk itu, modal semangat tak cukup. Rencana permainan Indonesia mesti tetap fokus. Tak boleh terbawa euforia lantaran berhasil menahan imbang Saudi di kandangnya dan kemudian melupakan kondisi bahwa Australia adalah tim kuat. 

Lebih jauh, kewaspadaan itu juga ditunjukan lewat konsentrasi penuh. Hemat saya, bermain menyerang boleh saja dilakukan asalkan lini belakang tampil solid. 

Namun, bermain menyerang tanpa kesolidan lini belakang bisa beresiko. Oleh sebab itu, alih-alih mencari gol untuk memenangkan pertandingan, lebih baik memilih bermain efektif. Tak masalah bertahan, asalkan itu menjadi cara untuk meredam agresivitas lawan atau juga mendapatkan poin penting.  

Bagaimana pun, hasil laga juta bergantung pada mentalitas para pemain. Tetap jaga mental yang kuat dalam setiap situasi. Tak boleh ceroboh dengan gaya permainan lawan yang bisa memprovokasi permainan tim Indonesia. Mentalitas bermain sebagai tim perlu dinomorsatukan.

Kadang kala, mentalitas "berada di atas angin" menjadi racun dan sekaligus kelemahan tim. Karena sudah mendapatkan sorotan dan perhatian media, dipuja-puji di media sosial, dan disoroti pada pelbagai aspek, para pemain mulai cenderung mempertontonkan aksi individual, tetapi itu malah merusak irama permainan tim.

Untuk itu, para pemain tak boleh terjebak pada pujian karena performa di Saudi. Pujian suporter itu menjadi motor untuk tampil lebih baik dan bermain sebagai sebuah tim.  

Fokus sebagai tim menjadi kunci saat melawan tim yang terbilang kuat. Tak boleh terjebak pada euforia dan juga mentalitas hanya mau cari menang tetapi tanpa dibarengi dengan perhatian pada kesolidan lini belakang dan juga kekuatan yang dipunyai oleh lawan.  

Pendek kata, Indonesia memang mendapatkan kesan positif di laga perdana. Kesan perdana itu menjadi energi pemacu untuk laga kedua. 

Akan tetapi, pengalaman di Jeddah itu tidak boleh menjadi pil yang menenangkan batin tetapi melupakan kenyataan yang sebenarnya. Dalam arti, laga kontra Australia tantangan terbesar untuk Indonesia agar bisa mencapai target untuk tembus Piala Dunia 2026. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun