Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Momok Brighton dan Kartu Merah Sakiti Arsenal

31 Agustus 2024   21:01 Diperbarui: 1 September 2024   20:00 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsenal ditahan imbang Brighton (1-1) dalam pekan ketiga lanjutan Liga Inggris 2024/25. | FOTO: AFP/Benjamin Cremel via Kompas.com

Brighton Hove Albion berhasil menahan imbang (1-1) Arsenal dalam lanjutan pekan ketiga Liga Inggris musim 2024/25 di stadion Emirates (31 Agustus 2024).

Hasil itu, tentu saja, berasa berbeda untuk kedua tim. Bagi Brighton, hasil imbang itu cukup memuaskan lantaran bisa menahan kekuatan Arsenal di kediamannya sendiri. Namun, bagi Arsenal hasil seri itu seperti duri yang menusuk dari belakang. 

Pasalnya, laga berubah total tatkala Declan Rice mendapatkan kartu merah. Kartu merah yang merupakan hasil akumulasi dua kartu kuning itu terlihat kontroversial.

Sejak babak pertama, berlaku sebagai tuan rumah Arsenal menguasai jalannya laga. Beberapa kali Arsenal menggempur lini belakang Brighton. Alhasil, kinerja Arsenal menggempur lini belakang Brighton berbuah manis.

Adalah Kai Havertz berhasil mencetak gol memanfaatkan umpan Buyako Saka. Gol itu menjadi koleksi kedua Havertz dari tiga laga yang telah dimainkan dan 3 asis untuk Saka.

Dengan itu, baik Havertz dan Saka pun menjadi pemain yang terlihat makin mendapt tempat permanen dalam sistem permainan pelatih Mikel Arteta untuk musim ini.

Akan tetapi, situasi berubah bagi permainan Arsenal pada babak kedua. Empat menit setelah babak kedua dimulai, Declan Rice mendapat kartu kuning kedua sekaligus dihargai sebagai kartu merah.

Kartu kuning kedua Rice diperoleh saat dia menjauhkan bola dari Joel Veltman yang mau melakukan tendangan bebas. Lalu, Velmant mengikuti Rice dan menendangnya dari belakang.

Melihat itu, Jarred Gillet yang menjadi wasit pemimpin laga tersebut mengganjari Rice kartu kuning kedua karena menilai bahwa Rice yang menjadi penyebab awal dari insiden yang terjadi. Jelas saja, keputusan wasit menuai pro dan kontra.

Kartu merah yang menimpah Rice menjadi titik balik permainan Brighton. Brighton mengambil alih jalannya laga, termasuk penguasaan bola. Terang saja, Brighton akhirnya berhasil menyamai kedudukan pada menit ke-58 lewat J. Pedro.

Pelbagai cara Brighton mencari gol tambahan. Namun, Arsenal berhasil menjaga kesolidan di lini belakang termasuk penyelamatan gemilang kiper Arsenal, David Raya pada upaya Yasin Ayari. Sehingga hingga peluit akhir, laga antaran kedua tim berakhir imbang.

Di sini, Arsenal sebenarnya beruntung lantaran tak kalah di kandangnya sendiri sejak bermain dengan 10 orang pemain. Brighton benar-benar berhasil memanfaatkan kekurangan satu orang pemain Arsenal dengan mengambil alih kontrol permainan.

Intensitas permainan Brighton sejak Rice dikeluarkan. Tercatat pada babak kedua, Brighton mencatatkan 19 tembakan ke gawang Arsenal dengan 4 yang tepat sasar. Sebaliknya, Arsenal hanya menciptakan 5 kali tembakan ke Brighton dan 2 saja yang tepat sasar.

Sebenarnya, Brighton bukanlah lawan yang sembarangan. Sejak awal musim ini, Brighton terlihat tampil solid.

Sebelum bertemu dengan Arsenal, Brighton datang dengan membawah 100 persen kemenangan dari dua gim perdana, termasuk berhasil mengalahkan Manchester United pada pekan lalu. 

Dengan itu, Brighton datang ke kandang Arsenal dengan kepercayaan diri tinggi.  

Lebih jauh, Arsenal sebenarnya menghadapi tim "kuda hitam" yang bisa mengganggu tim-tim pesaing di empat besar pada musim 2024/25. Prediksi itu rada benar ketika Brighton berhasil menahan imbang Arsenal dan pekan lalu menundukkan MU yang lagi dalam proses pembenahan.  

Brighton bisa menjadi salah satu momok yang bisa mengganggu tim-tim kuat di Liga Inggris. MU sudah merasakannya. Pun Arsenal yang harus puas meraih satu poin di kandangnya sendiri.

Kendati demikian, di balik kepuasan Arsenal dengan hasil imbang, tentu saja kartu merah yang menimpa Rice menghadirkan sakit hati tersendiri. Padahal, Arsenal sudah mengontrol penuh laga sejak babak pertama.

Bahkan, Brighton tak mampu mencatatkan tembakan tepat sasar ke gawang David Raya pada babak perdana. Brighton mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya saat Arsenal sudah kehilangan satu pemain.  

Arsenal pantas sakit hati dengan kartu merah kontroversial yang terjadi pada Rice. Kendati demikian, hal itu kadang terjadi di lapangan dan itu bisa mengubah alur permainan.

Brighton terus mempertahankan tren positif sebagai tim yang belum terkalahkan dari tiga laga di Liga Inggris. Hasil imbang itu menguatkan reputasi Brighton sebagai salah satu kuda hitam musim ini dan sekaligus momok untuk tim-tim kuat.

Sebaliknya, Arsenal gagal mempertahankan rekor 100 persen kemenangan, dan karenanya peluang ditinggalkan oleh juara bertahan musim lalu, Manchester City bisa terbuka lebar jika tim asuhan Pep Guardiola itu meraih kemenangan di waktu yang berbeda.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun