Juventus menjadi salah satu tim di Serie A Liga Italia yang melakukan transformasi pada musim 2024/2025 ini. Transformasi dari klub berjuluk "Nyonya Besar" itu dimulai dengan pergantian pelatih dari Massimiliano Allegri ke pelatih muda berusia 42 tahun, Thiago Motta.
Motta yang berhasil membawa Bologna pada posisi kelima klasemen akhir Serie A Liga Italia musim lalu itu langsung melakukan perubahan drastis di Juventus. Perubahan itu dimulai dengan langkah pembersihan di skuad tim.
Para pemain yang tak sesuai dengan rencana kerjanya, walaupun bermanfaat di era kepelatihan Allegri diminta untuk angkat kaki keluar dari Juventus. Termasuk salah satunya Frederico Chiesa yang baru berusia 26 tahun dan kabarnya sudah direkrut oleh Liverpool.
Di balik pembersihan itu, Motta merekrut beberapa pemain baru seperti penjaga gawang M. di Gregorio, Khephren Thuram dan Douglas Luiz. Praktisnya, Juventus di era kepelatihan Motta terlihat berwajah baru.
Wajah baru Bianconeri juga nampak pada perubahan formasi tim. Di era Allegri, Juve akrab dengan formasi 3-5-2.
Pada era Motta, paling tidak dalam dua laga perdana di Liga Italia, Juventus bermain dengan formasi 4-2-3-1 yang mana dalam formasi itu Motta memainkan 6 pemain baru dan berdarah yang didatangkan di awal era kepelatihannya.
Formasi itu membuat Juventus tampil lebih mendominasi dan menyerang. Motta menginstruksikan para pemainnya untuk tampil berani menekan lawan. Gaya bermain "menekan" lawan menjadi salah satu wajah baru dari Juventus.
Berbeda dengan masa kepelatihan Allegri yang lebih cenderung mengambil jalan pragmatis dalam tiap laga. Yang terpenting menang dengan skor tipis walaupun tampil tak begitu meyakinkan.
Di masa Motta, Juventus bermain lebih menyerang. Hasilnya cukup mengagumkan dari dua laga perdana Serie A Italia. Dua kemenangan dengan catatan 6 gol tercipta dengan 3 gol per laga dan tanpa kebobolan menunjukkan tanda-tanda sukses dari wajah baru Juve di tangan Motta.
Wajah baru Juventus sebenarnya tampak di laga perdana kontra klub promosi, Como. Juventus mampu menciptakan tiga gol dari para penyerang sayap.Â