Aksi dari Seok-do yang mengandalkan pukulan tinju kerasnya menjadi salah satu penghiburan tersendiri bagi penyuka film aksi.
Namun, lebih jauh film itu seperti memberikan pesan sangat berharga untuk konteks saat ini, terlebih khusus untuk masalah sindikat judi online.
Film Roundup III ini seperti menggambarkan situasi hangat yang sementara terjadi saat ini, termasuk di Filipina.
Beberapa waktu terakhir ini, pemerintah Filipina sibuk mengevaluasi persoalan judi, Philippine offshore gaming operators (Pogos).
Pogo adalah tempat judi yang sebenarnya diakui secara legal beroperasi di Filipina. Namun, faktanya pengoperasian beberapa Pogo melangkahi aturan legal negara Filipina tentang pengoperasian Pogo. Â
Pogo di Filipina lebih banyak dikontrol oleh pengusaha asal China. Muncul dugaan bahwa guna melapangkan pengoperasian judi itu, ada praktik-praktik ilegal seperti pemalsuan identitas diri.
Lebih lanjut, di balik pengoperasian tempat judi Pogo itu, isu perdagangan manusia menyeruak ke permukaan dan juga ketidakabsahan izin pendirian beberapa tempat Pogos pada beberapa wilayah di Filipina.
Tak elak, pengoperasian tempat judiÂ
"Pogos" di Filipina seperti berada di ujung tanduk hingga Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr dalam pidato tahunnya sebagai presiden di depan anggota DPR menyeruhkan secara terbuka dan resmi tentang penutupan pengoperasian Pogos atau tempat judi.
Film RP mengingatkan penonton, termasuk di Indonesia tentang bahaya dan efek dari judi online.
Sebagaimana tergambar dalam film RP, di balik pengoperasian judi daring, barangkali ada aksi ilegal seperti perdagangan manusia dan tentu saja penipuan yang merugikan banyak orang.
Oleh sebab itu, sebagai konklusi yang bermula dari aksi heroik Seok-do dan timnya dalam film Roundup: Punishment, aksi judi online perlu diberantas sampai ke akar-akarnya agar tak merugikan banyak pihak.