Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liga Spanyol, Pacuan Tiga Kuda Putih dan Sulitnya Mencari Kuda Hitam

14 Agustus 2024   08:51 Diperbarui: 14 Agustus 2024   10:38 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barcelona dan Real Madrid akan bersaing ketat di Liga Spanyol 2024/25. (Foto: Thomas Coex/AFP via Kompas.com)

Tahun 2024 menjadi momen kesuksesan sepak bola Spanyol. Setelah menjadi juara Piala Eropa 2024 di Jerman, Spanyol berhasil meraih medali emas pada Olimpiade Paris, Perancis.

Kesuksean Spanyol itu tak lepas dari kultur dan kompetisi sepak bolanya. Spanyol memiliki kultur kuat dengan sepak bola. 

Kultur itu dibarengi dengan kompetisi yang ketat di La Liga Spanyol sekaligus pembinaan para pemain dari level klub secara komprehensif dan intens.

Terang saja, tim-tim asal Spanyol kerap menjadi pesaing tim-tim lain di Eropa, termasuk kekuatan dari tim-tim asal Liga Inggris.

Pada musim lalu, Real Madrid berhasil meraih trofi Liga Champions yang ke-15. Madrid masih menjadi satu-satunya tim yang berhasil mengumpulkan trofi Liga Champions lebih dari 10 kali.

Madrid pun akan kembali menjadi favorit kuat untuk meraih trofi Liga Spanyol.

Sekadar catatan, turnamen La Liga Spanyol akan dimulai pada 16 Agustus 2024.

Barangkali tantangan terberat Madrid hanya berasal dari rival abadinya, Barcelona dan rival sekotanya, Atletico Madrid.

Untuk itu, La Liga Spanyol seperti menjadi arena pacuan tiga "kuda putih", Madrid, Barca, dan Atletico.

Kekuatan "Galacticos" versi Baru ala Madrid

Kedatangan Kylian Mbappe dan Endrick membuat Madrid memiliki lini depan yang cukup menakutkan. Mbappe sudah teruji kemampuannya di tingkat Eropa dan pastinya langsung akan mendapatkan pos regular dalam sistem permainan Madrid.

Tercatat pada musim lalu dengan Paris Saint Germain, Mbappe mencetak 44 gol di semua turnamen yang diikutinya. Mbappe pun masuk lima besar dari pencetak gol terbanyak pada musim lalu, termasuk dengan rekan setimnya di Madrid, Vinicius Jr dan Jude Bellingham.

Endrick yang masih berusia 18 tahun tentu saja masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan iklim sepak bola Eropa. Untuk itu, Endrick bisa saja lebih sebagai pemain cadangan atau pun pelapis di lini depan. Lebih jauh, Endrick bisa menjadi aset masa depan untuk Madrid. 

Kedatangan kedua pemain tersebut seperti membangkitkan ingatan pada era Galaticos di tahun 2000-an. Era itu ditandai oleh langkah Presiden Florentino Perez membeli para bintang dari pelbagai klub dan menyatukan mereka di Madrid.

Namun, langkah itu tak sepenuhnya sukses lantaran Madrid tak begitu mendominasi baik di Spanyol maupun di Eropa. Makanya, pembelian ala Galaticos perlahan mati suri.

Madrid mengambil langkah berbeda. Selain membeli para pemain muda berbakat sejak dinih seperti membeli Federico Valverde, Rodrygo dan Vinicius Jr, dan saat ini Endrick, Madrid terbilang pintar di bursa transfer pemain.

Mbappe sebenarnya sudah lama ditargetkan Madrid. Namun, ketidaksepakatan harga dengan PSG sehingga negosiasi menjadi mentok.

Ternyata, langkah itu malah seperti menjadi "durian runtuh" bagi Madrid lantaran Madrid mendapatkan Mbappe setelah kontraknya dengan PSG berakhir akhir musim lalu. Artinya, Madrid tak perlu berpeluh keringat untuk mendapatkan tanda tangan Mbappe.

Hal yang sama juga terjadi Antonio Rudiger yang didatangkan secara cuma-cuma dari Chelsea. Membaca situasi Rudiger yang goyah untuk mencapai kata sepakat dengan Chelsea, Madrid pun tak ragu mendekati pemain asal Jerman itu dan kemudian "mencaploknya" secara gratis dari Chelsea.

Menilik skuad El Real untuk musim depan, sebenarnya Madrid memiliki kekuatan Galacticos versi baru. Kekuatan itu terbangun bukan semata-mata demi kepentingan pasar dan bisnis, tetapi lebih jauh untuk mencapai sukses dalam meraih trofi.

Tak elak, Madrid akan menjadi favorit kuat untuk mempertahankan trofi Liga Spanyol pada musim depan. Terlebih lagi, Carlo Ancelotti masih berada di kursi pelatih dan kian solid dalam membangun konsistensi Madrid dari musim ke musim.

Barangkali, tantangan Ancelotti adalah membangun kesolidan di antara pemain depan yang memiliki karakter yang persis sama. Misalnya, Vinicius Jr dan Mbappe yang sangat cocok dan efektif bermain sebagai penyerang dari sektor kiri.

Akan tetapi, berbekal pengalaman, pengaruh Ancelotti tak bisa diragukan. Terbukti saat "mendamaikan" lini tengah yang dihuni antara para pemain senior dan pemain muda dan juga bagaimana memberikan tempat untuk Jude Bellingham yang berposisi sebagai gelandang.  

Wajah Baru Barca dengan Hansi Flick

Kehadiran Flick sebagai pelatih menghadirkan ekspetasi baru. Flick sudah teruji sebagai pelatih. Pernah meraih 6 gelar bersama Bayern Muenchen dalam satu musim.

Lebih jauh, kehadiran Flick sekiranya memberikan polesan baru pada permainan Barca. Polesan itu tercipta lantaran latar belakang Flick yang dikenal sebagai pelatih keras, disiplin dan tak kompromi hingga latar belakang taktiknya dari sepak bola Jerman.

Kendati kalah telak kontra AS Monaco (3-0) di laga terakhir dalam turnamen Joan Gamper, Barca di era Flick patut diwaspadai. Selain masih mengandalkan para pemain lama, Flick juga tak ragu untuk memainkan para pemain muda berbakat.

Beberapa pemain muda berhasil mencuri perhatian. Pau Victor yang menjadi top skorer selama pra musim Barca di AS bisa menjadi sensasi baru Barca musim depan.

Belum lagi, bintang baru Lamine Yamal yang berhasil mencuri perhatian dan pemain muda terbaik di Piala Eropa 2024. Mentalitasnya makin terasah, dan hal itu bisa menjadi energi tambahan untuk Barca.

Kehadiran Dani Olmo bisa menguatkan lini tengah Barca. Olmo yang menjadi top skorer Piala Eropa merupakan didikan La Massia sehingga tak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dengan iklim di Barca.

Prediksi lebih jauhnya bahwa Barca musim depan terlihat lebih bermain sebagai tim, daripada penekanan dan kebergantungan pada satu atau dua individu semata. Juga, level kerja keras pemain sepanjang laga akan terlihat.

Bahkan, Flick tak ragu untuk menuntun para pemainnya untuk meningkatkan level permainan dan intensitas mereka di lapangan. Juga, Flick tak ragu meminta para pemainnya untuk belajar dari kesalahan mereka agar bisa tampil lebih meyakinkan.

Flick menjadi salah satu aktor yang bisa membuat Barca bisa tampil meyakinkan pada musim mendatang dan sekaligus bisa memberikan persaingan pada wajah baru "Galacticos" Madrid.

Revolusi Atletico Madrid

Atletico terbilang sibuk pada bursa transfer pemain. Sejauh ini, sudah ada empat pemain yang masuk ruang ganti dari klub asal ibu kota Spanyol tersebut, yakni Julian Alvarez, Alexander Sorloth, Robin Le Normand, dan Conor Callagher.

Hanya saja, situasi Callagher masih belum pasti 100 persen. Callagher yang sebenarnya sudah tim di Atletico dan bahkan sudah lolos pengecekan medis dengan Atletico harus diminta pulang ke Chelsea lantaran negosiasi yang belum rampung.

Kendati demikian, apabila menilik keempat pemain itu, mereka datang bukan sebagai pelapis tetapi memang untuk memberikan warna baru dalam skuad Atletico. 

Boleh dikatakan, Pelatih Diego Simeone sementara melakukan revolusi kecil-kecilan pada skuadnya untuk musim mendatang.

Menariknya, Alvarez dan Le Normand datang dengan mental juara. Alvarez datang dengan segudang prestasi dari Man City dan juga baru menjadi juara Copa America 2024 di Amerika Serikat bersama Argentina.

Sebaliknya, Le Normand yang berposisi sebagai bek berhasil membantu Spanyol menjadi juara Piala Eropa.

Kehadiran para pemain baru itu bisa membuat Atletico bisa bersaing ketat dengan Madrid dan Barca untuk naik panggung juara Liga Spanyol pada musim depan.  

Atletico tak lagi menjadi tim kuda hitam. Akan tetapi lebih sebagai pesaing di tiga besar. 

Terbukti sejak Diego Simeone menjadi pelatih Atletico di tahun 2011/12, Atletico sekali menjadi juara dan tak sekalipun keluar dari empat besar. 

Malahan, baru musim lalu, Atletico keluar sebagai empat besar. Sebelibnya sejak di tangan Simeone, Atletico selalu masuk tiga besar. 

Kehadiran para pemain baru itu bisa memberikan perubahan besar dan menaikan level persaingan dari permainan Atletico kontra Madri dan Barca. 

Sulitnya Menemukan Kuda Hitam

Girona sempat menjadi sensasi Liga Spanyol pada musim lalu. Namun, perlahan Girona seperti kehabisan energi menjelang akhir musim. Beruntung Girona berhasil mengakhiri musim di posisi ketiga dan berhak satu tiket ke Liga Champions Eropa musim 2024/25.

Awalnya Girona berada di puncak klasemen, namun ketidakkonsistensi menghampiri sehingga membuat Girona disalib oleh Madrid dan kemudian Barca.
Memang, Girona menjadi kuda hitam di Liga Spanyol pada musim lalu. 

Namun, kondisi Girona belum tentu tampil konsisten terjadi pada musim ini; apalagi beberapa pemain penting seperti Savinho ke Man City, Yan Couto ke Borussia Dortmun, dan top skorer Girona musim lalu, Artem Dovbyk ke AS Roma.  

Contoh yang paling nyata dari kuda hitam di Liga Spanyol adalah Atletico Madrid. Atletico awalnya menjadi kuda hitam di antara persaingan dua kuda, Madrid dan Barca.

Namun, Atletico terus bersaing di tiga besar sehingga membuat Atletico melepaskan statusnya sebagai kuda hitam menjadi kuda putih dan sekaligus membuat Liga Spanyol sebagai arena pacuan tiga kuda.

Pada musim depan, rasanya sulit untuk menemukan kuda hitam di arena Liga Spanyol. Selain kekuatan yang tak berimbang antara tiga klub, juga tim-tim lain menghadapi ketidakstabilan lantaran beberapa pemainnya pergi.

Untuk musim 2024/25, Liga Spanyol bisa menjadi pacuan tiga tim, Madrid, Barca dan Atletico. Di balik tiga persaingan tiga tim, masih sulit memprediksi tim kuda hitam yang bisa mengganggu persaingan dari ketiga tim.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun