Perhelatan Olimpiade di Paris, Perancis yang sementara berlangsung sejauh ini menghadirkan pelbagai kisah dengan aneka nuansa.Â
Mulai dari kisah tentang kontroversi pada upacara pembukaan seperti penyebutan salah nama negara Korea Selatan hingga tingkah heroik nan eksentrik para atlet selama turnamen tersebut berlangsung.
Aksi beberapa atlet dari beberapa negara menarik perhatian banyak pihak.Â
Paling tidak, dalam satu pekan terakhir sejak Olimpiade Paris dimulai, dua pemandangan yang menjadi topik perbincangan di jagad maya, yakni selfie bersama atlet Korea Selatan (Lim Jonghoon-Shin Yobin) dan Korea Utara (Ri Jong Sik dan Kim Kum Yong) dan aksi viral dari atlet asal Turki, Yusuf Dikec.
Selfie dari Atlet Korea Selatan dan Korea Utara
Salah satu pemandangan yang menarik terjadi dari cabang olahraga tenis meja kategori ganda campuran. Â Tim ganda campuran Cina meraih medali emas setelah menang kontra ganda campuran Korea Utara. Lalu, tim ganda campuran Korea Selatan meraih medali perunggu.
Ketiga pasangan ganda campuran ini berada dalam satu podium. Menjadi sangat berkesan ketika salah satu atlet dari Korsel mengabadikan momen itu dalam satu selfie bersama. Cina, Korea Utara, dan Korea Selatan dalam satu selfi. Sontak saja, selfie bersama itu mengundang reaksi positif.Â
Ketegangan geopolitik yang terjadi, terlebih khusus antara Korsel dan Korut sepertinya hanya isapan jempol. Para atlet dari kedua negara itu sepertinya tak terbelenggu oleh konflik yang terjadi di antara kedua negara mereka.
Untuk itu, pesannya selfi dari para atlet itu cukup mendalam. Pertama-tama bahwa olimpiade sebenarnya menjadi tempat dan momentum untuk menyampaikan pesan perdamaian. Â Bukan semata-mata untuk uji otot, adu strategi, dan perang adrenalin guna naik podium.
Lebih dari itu, olimpiade menjadi tempat untuk membangun dan menguatkan relasi di antara negara. Boleh saja, tiap negara berkompetesi untuk menjadi yang terdepan.
Namun setelah itu para atlet akan berangkul setelah melalui sebuah pertandingan dan bahkan saling memberikan selamat untuk yang menang dan meneguhkan hati yang kalah. Â
Selain itu, pemandangan selama olimpiade itu juga melampaui batas politik dan pemerintahan.Â
Negara-negara tertentu yang terlibat dalam olimpiade boleh saja berhadapan dengan konflik geo politik. Namun, kekuatan olimpiade bisa menyatukan dan bukannya memecah belah. Â
Selfie bersama atlet Korsel, Korut, dan Cina bisa menunjukkan bahwa olahraga bisa menjadi instrumen untuk membawa pesan perdamaian.
Aksi Viral Penembak Yusuf Dikec
Nama atlet penembak kontingen Turki, Yusuf Dikec menjadi perbincangan netizens di jagat maya.Â
Aksinya yang terkesan santai saat melakukan gilirannya untuk melakukan penembakan menjadi buah bibir banyak pihak.
Apabila dibandingkan dengan para atlet lain, Dikec tampil tanpa pelindung mata dan pelindung telinga yang berukuran besar.Â
Bahkan Dikec menyimpan satu tangannya di salah satu saku celanannya saat melakukan penembakan.
Menjadi menarik ketika Dikec meraih medali perak. Terang saja, tak sedikit yang mengomentari aksi Dikec dan membuat pelbagai banyak meme. Ada yang menilai Dikec yang merupakan mantan anggota polisi Turki itu seperti James Bond dari Turki.
Di atas aksi Dikec itu, satu hal yang bisa menjadi pesan bermakna bahwa di balik ketegangan dan persaingan selama olimpiade, satu hal yang pasti bahwa unsur penghiburan perlu digarisbawahi.
Bagaimana pun, olahraga tak sekadar soal kompetesi dan persaingan semata. Tak hanya soal mendapatkan medali atau pun menjadi yang terdepan.
Tetapi lebih dari itu bagaimana menikmati setiap momen bertanding dan bagaimana memberikan penghiburan kepada suporter.
Aksi Dikec menjadi salah satu sorotan sekaligus contoh bagaimana menghibur para penonton dan suporter selama olimpiade.Â
Dengan ini, ketegangan dan kekecewaan karena barangkali negara kesayangan belum memperoleh medali pun terhibur dengan aksi eksentrik ala Dikec.
Olimpiade Paris 2024 menghadirkan pelbagai macam kisah. Walau ada aspek kontroversinya, yang pasti setiap kontingen dan para atlet tetap berupaya untuk memaknai pentas olahraga terbesar di dunia itu menjadi momentum berkesan dan bermakna.
Di tengah konflik geopolitik yang terjadi di beberapa tempat dan pelbagai masalah sosial yang terjadi di pelbagai negara, para atlet tetap berupaya untuk menunjukkan pesan bahwa lewat olahraga, perdamaian menjadi mungkin dan persatuan di antara umat manusia bukanlah hal yang mustahil.
Salam Olahraga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H