Ekspetasi tinggi kerap menjadi biang kekecewaan, kemarahan, dan kritik. Sebab utamanya karena ekspetasi itu tak terjadi sesuai dengan kenyataan. Atau juga, kenyataan berjalan terbalik dengan ekspetasi.
Barangkali hal ini juga terjadi pada Timnas Inggris dalam perjalanannya di Piala Eropa 2024. Ekspetasi dari luar lapangan begitu tinggi lantaran komposisi skuad Inggris yang termasuk salah satu tim yang berskuad "termewah" dari sisi kualitas dari sekian kontestan lain.
Ekspetasinya berupa salah satunya adalah Inggris "harus" meraih hasil positif dengan cara yang meyakinkan dan hasil yang memuaskan.Â
Namun, kenyataannya jalan Inggris tak gampang sejak dari babak kualifikasi grup hingga perempat final.
Tercatat hanya lima gol yang dibuat Timnas Inggris dan sudah kemasukan 3 gol. Padahal, apabila menimbang lini depan Inggris, umumnya para pemain di lini depan tersebut mencetak lebih dari 10 gol pada musim lalu di klub yang mereka bela. Â
Kemenangan sulit teraih, hampir saja tersingkir, dan menang lewat drama adu penalti adalah beberapa warna yang menghiasi perjalanan "Tiga Singa" hingga mencapai semifinal Piala Eropa 2024. Â
Terang saja, suporter Inggris "ribut". Lempar celaan dan kritik pada permainan timnas Inggris. Beberapa legenda sepak bola Inggris juga tak kalah ributnya dengan mencelah keputusan Pelatih Gareth Southgate yang dinilai terlalu kaku dalam seleksi pemain dan penerapan formasi tim.
Southgate dalam lima laga di Piala Eropa cenderung memasang pemain yang sama, terlebih khusus di lini depan. Persoalan Inggris yang paling kentara adalah produktivitas dalam mencetak gol di tengah skuad yang terbilang mewah.
Walau demikian, Southgate malah tetap memasang pemain yang sama. Harry Kane, Buyako Saka, Phil Foden dan ditopangi oleh Jude Bellingham adalah para pemain andalan Southgate di lini depan.
Hanya saja, Southgate membuat polesan dengan mengubah formasi. Misalnya, dari tiga sistem penyerang Buyako Saka, Harry Kane, dan Phil Foden menjadi satu formasi striker tetapi ditopangi oleh tiga pemain di belakangnya, yang mana Jude Bellingham bermain sebagai penyerang lubang di belakang Kane. Foden dan Saka tetap memainkan peran yang sama.