Penjaga gawang, Diogo Costa mencuri perhatian saat membantu meloloskan Portugal ke babak 8 besar Piala Eropa 2024.Â
Penjaga gawang berusia 24 tahun itu menepis 3 tendangan penalti secara berturut-turut dari para pemain Slovenia dalam drama adu penalti pada laga babak 16 besar di stadion Deutsche Bank Park (1 Juli 2024). Â
Aksi heroik Costa masuk catatan sejarah Piala Eropa. Costa menjadi kiper pertama dalam sejarah Piala Eropa yang menepis tiga tendangan lawan dalam adu penalti.
Tak berlebihan jika status man of the match pun dianugerahkan kepada Costa. Sejauh pesta bola Eropa telah berlangsung, Costa tampaknya menjadi satu-satunya kiper yang mendapat gelar pemain terbaik dalam satu laga.
Sebenarnya, sebelum aksi heroik pada drama adu penalti tersebut, Costa sudah melakukan penyelamatan gemilang nan penting pada babak perpanjangan waktu.
Skor kedua tim masih 0-0. Pepe melakukan kesalahan di lini tengah Portugal dan penyerang Slovenia Benjamin Sesko mendapatkan bola dan tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Costa.
Namun, tendangan Sesko gagal menembus gawang Portugal. Pergerakan cepat Costa berhasil mengantisipasi tendangan Sesko. Bola tendangan Sesko mengenai ujung kaki Costa dan bola pun keluar lapangan.Â
Apabila gol, Portugal bisa saja tersingkir dengan cara menyakitkan dari Piala Eropa 2024.
Aksi Costa di menit perpanjangan waktu itu seperti membawa kembali ingatan pada aksi penjaga gawang Argentina, Emiliano Martinez pada final Piala Dunia 2022 antara Argentina vs Perancis di Qatar.
Persis seperti situasi Portugal, yang mana bola melewati barisan belakang Timnas Argentina dan penyerang Perancis, Kolo Muani tak terkawal.Â
Tertinggal Muani yang berhadapan langsung dengan Martinez. Insiden itu juga terjadi di menit perpanjangan waktu saat skor kedua tim 3-3.
Martinez melakukan aksi heroik yang membuat tendangan Muani gagal tembus gawang Argentina. Bola mengenai salah satu ujung kaki Martinez. Posisi kaki Martinez itu mengubah arah jalannya bola.Â
Apabila tendangan Muani gol, Perancis-lah yang barangkali keluar sebagai juara Piala Dunia.
Terang saja, Muani sulit melupakan insiden itu. Bahkan, Muani seperti terganggu setiap memikirkan apa yang terjadi pada menit-menit akhir final Piala Dunia 2022.
"Saya mau move on, tetapi membicarakan hal itu adalah bagian dari pekerjaan saya. Itu bukan karena saya sedih. Saya sulit melupakannya. Kami begitu dekat untuk membawa kembali trofi ketiga Piala Dunia. Saya tak akan berbohong, bahwa saya membenci insiden itu," ungkap Muani pada surat kabar asal Perancis L'Equipe seperti terlansir dalam marca.com (23/3/2023).
Aksi Martinez kala itu seperti terulang kembali lewat aksi Costa saat menyelamatkan gawangnya dari kebobolan gol penting Slovenia.Â
Aksi heroik kedua kiper itu memaksa laga dilanjutkan lewat adu penalti. Dan, kedua kiper itu pun menunjukkan mental kuat selama berlangsungnya drama adu penalti, yang mana keduanya sama-sama menjadi pahlawan dalam menepis penalti lawan.
Costa membantu Portugal lolos ke babak perempat final Piala Eropa 2024. Martinez membantu Argentina mengangatkat trofi Piala Dunia untuk ketiga kalinya dalam sejarah sepak bola Argentina. Â
Tercatat beberapa aksi heroik penjaga gawang selama turnamen Piala Eropa 2024.Â
Edisi terakhir adalah penyelamatan gemilang pada menit ke-94 dari penjaga gawang Turki, Mert Gunok.
Turki dalam kondisi unggul 2-1 atas Austria. Menjelang menit-menit akhir, Austria coba melakukan serangan bertubi-tubi. Hingga salah satunya umpan lambung jauh yang tepat ditanduk penyerang Austria, Baumgartner ke arah gawang Turki.
Namun, aksi refleks Gunok pada tandukan yang awalnya terlebih dulu mengenai lapangan dan kemudian terpental bisa diantisipasi dengan baik. Aksi Gunok itu menyelamatkan Turki dan melemahkan mentalitas para pemain Austria.
Percobaan itu menjadi kesempatan terakhir dari Austria lantaran beberapa detik setelahnya laga akan berakhir.Â
Penyelamatan gemilang Gunok itu mengakhiri jalan Austria di Piala Eropa 2024 dan meloloskan Turki.Â
Terang saja, para pemain Turki bersorak gembira ketika peluit akhir laga ditiup dan berhamburan untuk memeluk Gunok. Gunok telah menjadi pahlawan. Aksi heroiknya di menit-menit akhir telah membantu Turki lolos ke babak 8 besar Piala Eropa. Â
Tak elak, penyelamatan Gunok pun mencuri perhatian di balik aksi heroik pemain remaja, Arda Guller. Juga, hal itu membahasakan peran penting penjaga gawang pada momen-momen penting.
Penjaga gawang kadang sekali mendapat perhatian. Apalagi di tengah sistem permainan tim yang mendominasi dan akibatnya, penjaga gawang jarang memegang bola. Yang sering disoroti adalah pencetak gol atau pun pengatur lini tengah.
Kiper akan mendapat sorotan ketika melakukan penyelamatan-penyelamatan penting. Kendati demikian, peran penjaga gawang tak bisa ditepikan begitu saja.Â
Pada babak-babak selanjutnya Piala Eropa 2024, penjaga gawang akan menjadi salah aktor penting dari keberhasilan sebuah tim. Apalagi, jika laga bermuara pada adu di titik penalti.
Di sini, tak hanya penendang penalti yang disoroti, tetapi juga mentalitas penjaga gawang yang berada di bawah tekanan sekaligus kelihaiannya membaca arah bola lawan.
Setelah Piala Dunia 2022, Martinez masuk kategori kiper terbaik dunia lantaran mentalitas solidnya di bawah mistar gawang Argentina. Terlebih khusus dalam drama adu penalti.Â
Aksi-aksi "provokatif"nya acap kali membuat penendang penalti lawan kalah mental.
Aksi heroik dari Diego Costa dan Mert Gunok yang melakukan penyelamatan penting bersama tim-tim mereka di Piala Eropa 2024 menggariskan betapa penting peran penjaga gawang.
Di tengah naiknya daunya talenta-talenta muda seperti Y. Lamal, Nico Williams, Arda Guller hingga J. Musiala selama pesta bola Eropa sejauh ini, yang pasti peran penjaga gawang tak boleh dikesampingkan sebagai aktor signifikan yang menopang kesuksesan tim.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H