Ada satu nasihat yang sangat bermakna sebelum masuk ke tempat atau daerah baru. Nasihatnya seperti ini yakni "pergilah ke tempat baru itu seperti sebuah gelas kosong".
Artinya, seperti gelas kosong, kita perlu menanggalkan prasangka-prasangka kita tentang tempat tujuan kita, dan kita siap mau belajar dari hal-hal baru agar kekosongan kita itu terisi. Apabila kita sudah terisi, kadang sangat sulit untuk menghadapi dan menerima hal-hal baru. Â
Walau demikian, kita tetap perlu memiliki bekal berupa orientasi. Orientasi itu bermaksud sebagai pengenalan awal dari tempat tujuan kita dan sebagai pengetahuan antisipasi agar kita tahu apa yang mesti dihindari dan dijalankan sebelum dan selama kita berada di tempat baru tersebut.
Oleh sebab itu, sangat perlu memberikan dan menjalankan sebuah orientasi sebelum masuk ke tempat yang baru agar paling tidak kita tahu membawa diri pada tempat dan waktu yang tepat.
Masalah sering muncul saat tidak adanya orientasi yang sesuai dan tepat. Masalah itu berupa ketidaktepataan waktu dalam jadwal, pembawaan diri yang tak sesuai dengan konteks di mana kita berada, hingga tidak tahu tentang kondisi alam di mana kita pergi dan berada.
Saya ingat satu grup yang datang ke salah satu wilayah pegunungan di Filipina di mana saya bertugas. Mereka terdiri dari lima orang.Â
Umumnya, mereka datang dari Manila yang nota bene daerah perkotaan untuk melakukan kegiatan amal dan memberikan sejumlah bantuan sosial untuk salah satu komunitas yang terbilang jauh dari pusat kabupaten.
Untuk pertama kalinya mereka datang ke tempat itu. Mereka datang karena mereka mengenal salah satu orang yang berasal dari tempat tersebut.
Terlihat mereka tak mendapat orientasi tentang tempat di mana mereka akan pergi dan berada. Seperti orang buta, mereka hanya mengikuti undangan teman mereka itu.
Hingga mereka pun menyadari, paling tepatnya mereka terkejut bahwa tempatnya jauh, jalannya cukup menantang, hingga kondisi cuacanya yang berbeda dengan wilayah perkotaan.Â