Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saat Anak Gagal Seleksi Masuk Sekolah Favorit

25 Juni 2024   21:54 Diperbarui: 25 Juni 2024   22:15 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah sekolah favorit sempat menjadi polemik di tanah air. Salah satu argumen pendasarannya adalah kata favorit dihilangkan guna memberikan penekanan bahwa tiap sekolah, terlebih khusus sekolah negeri, itu mempunyai potensi yang sama.

Namun, niat perubahan di atas kertas itu selalu sulit terjadi di lapangan. Tak sedikit yang masih berpresepsi untuk sekolah-sekolah tertentu sebagai sekolah kategori favorit. Kategori ini tak terbatas pada sekolah-sekolah negeri, tetapi juga sekolah-sekolah swasta.

Faktor status favoritnya ditentukan oleh tingkat minat pendaftar pada sekolah-sekolah tersebut. Minat itu hadir karena pengakuan dan kapasitas pada sistem sekolah yang berkualitas dan hasil yang diperoleh bagi para siswa selama dan sesudah proses belajar.

Karenanya, banyak orangtua yang berlomba-lomba dan berupaya untuk menempatkan anak mereka di sekolah-sekolah tersebut. Upaya itu dibarengi dengan kesediaan untuk membayar uang sekolah yang terbilang tinggi.

Menyikapi besarnya antusias orangtua dan banyaknya pendaftaran siswa, tak sedikit sekolah yang masuk kategori "favorit" harus melakukan ujian seleksi masuk. 

Tujuannya agar sekolah itu benar-benar menerima siswa yang masuk kriteria yang telah ditetapkan sekolah dan tanpa pandang pilih dalam penerimaan siswa.

Untuk itu, menjadi menantang saat orangtua menghadapi kenyataan bahwa anaknya tak lulus atau gagal dalam proses seleksi masuk sekolah tersebut. 

Pada tempat pertama, pastinya ada rasa sedih yang bercampur kecewa pada sisi orangtua dan anak karena alih-alih mengharapkan anaknya masuk sekolah tersebut, namun si anak gagal di ujian seleksi.

Di sisi lain, kegagalan itu perlu disikapi secara bijak. Kalau kembali lagi pada polemik tentang penghilangan status sekolah masuk kategori favorit, maka kegagalan dalam ujian seleksi bisa disikapi dengan pikiran jernih. 

Tiap sekolah itu sama. Yang paling penting dari proses pendidikan selalu bergantung pada anak dan orangtua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun