Tiga gol terjadi pada babak pertama. Spanyol berhasil membaca lini tengah Kroasia yang begitu rapuh.Â
Selain itu, proses terjadinya gol ketiga Spanyol dari D. Cavarjal di menit-menit injury time terlahir dari umpan panjang pemain remaja, Yamal.
Gaya permainan itu tak begitu lekat dengan permainan Spanyol. Timnas Spanyol lebih cenderung menguasai bola sembari mencari celah melakukan umpan terobosan atau pun melakukan operan di antara pemain dalam menembus pertahanan lawan.
Perubahan gaya Spanyol yang muncul saat meladeni kekuatan Timnas Kroasia bisa menjadi salah satu kunci dari kiprah Spanyol di Piala Eropa 2024.Â
Terlebih lagi, Timnas Spanyol melawan Timnas Kroasia yang boleh dikatakan sebagai salah satu tim "kuda hitam" lantaran kerap merepotkan tim-tim kuat di Eropa dan di dunia.
Kemenangan dengan skor meyakinkan kontra Timnas Krosia menjadi bukti bahwa gaya permainan yang mendominasi jalannya laga bukan menjadi takaran, tetapi penyelesaian akhir.
Salah satu pencetak gol Timnas Spanyol, Fabian Ruiz tak begitu peduli dengan perubahan gaya permainan timnya.
"Yang paling penting adalah menang dan bermain baik, dan bukan catatan penguasaan bola," ungkap pemain yang berposisi gelandang tersebut.Â
Pernyataan Luiz itu tak berlebihan lantaran hasil akhir menjadi penentu untuk meraih kesuksesan.
Lebih jauh, perubahan gaya permainan bisa menjadi salah satu cara untuk beradaptasi dengan komposisi skuad, dan juga hal itu menjadi cara agar pola permainan Spanyol tak gampang terbaca oleh lawan.
Gaya permainan dari kaki ke kaki sudah mengakar dalam permainan Spanyol. Bahkan, gaya tika-taka tersebut menjadi salah satu kunci kesuksesan Spanyol mengangkat trofi Piala Dunia dan dua kali menjadi juara Eropa.