Menjelang akhir musim di Real Madrid, pemain asal Jerman, Toni Kroos (34 tahun) memutuskan untuk gantung sepatu dari Real Madrid. Besar kemungkinan, tugas negara bersama Tim Panzer, julukan timnas Jerman di Piala Eropa 2024 menjadi tugas terakhir Kroos sebagai seorang pesepak bola profesional.
Akan tetapi, pelatih El Real Carlo Ancelotti berharap agar Kroos bisa mengubah pikirannya dan memilih untuk melanjutkan karirnya di Los Blancos, julukan Madrid.Â
Pelatih asal Italia itu tahu dan sadar akan pentingnya dan pengaruhnya Kroos pada permainan Real Madrid, terlebih khusus pada musim 2023/24.
Dua trofi, La Liga Spanyol dan Liga Champions Eropa, menjadi bukti dari kontribusi Kroos menjelang masa akhirnya sebagai pemain Madrid.
Makanya, tak mengejutkan juga jika Pelatih Timnas Jerman, Julian Nagelsmann memanggil kembali Kroos untuk masuk dan menjadi bagian dari skuad Jerman semenjak melatih Der Panzer pada tahun lalu. Â
Sebenarnya, Kroos terlebih dahulu gantung sepatu dari Timnas Jerman. Keputusan itu dibuat beberapa waktu setelah Jerman tersingkir dengan menyakitkan di Piala Dunia 2022.Â
Timnas Jerman juga sedikitnya mengalami kemunduran pada beberapa tahun terakhir. Aroma "Panzer" melemah, dan Timnas Jerman menjadi tim yang terlihat rapuh baik di Piala Eropa dan Piala Dunia. Â
Pemilihan dan penentuan Nagelsmann sebagai pelatih baru memberikan sedikit perubahan pada permainan Timnas Jerman. Nagelsmann mengubah susunan skuad timnas Jerman, termasuk memanggil pulang Kroos yang sebenarnya sudah gantung sepatu dari Timnas Jerman.
Keputusan Nagelsmann itu benar. Nagelsmann sepertinya mempunyai indera keenem laiknya Ancelotti yang melihat besarnya pengaruh Kroos dalam permainan tim.
Sejak Kroos kembali bergabung, permainan Timnas Jerman ikut membaik. Bahkan, Kroos tak menunjukkan tanda-tanda sudah "berusia" dan pilihannya untuk gantung sepatu terlalu dini untuk diambil.
Hal itu kian dibuktikan saat Timnas Jerman menggasak Timnas Skolatlandia dengan kemenangan 5-1 pada laga perdana dari perhelatan Piala Eropa 2024. Menurunkan formasi, 4-2-3-1, Nagelsmann memainkan Kroos dalam formasi dua gelandang jangkar bersama R. Andrich.
Kroos lebih berperan sebagai penghubung lini belakang dan lini depan, dan diapiti oleh Andrich untuk menopang permainan fisik tim lawan.
Juga, Kroos tak ragu membantu area pertahanan. Ketika lawan menguasai bola, Kroos turun ke area pertahanan dan ikut menjaga pertahanan dari serangan. Â
Tak pelak, Kroos tampil laiknya jenderal yang sudah sangat berpengalaman di medan perang. Bermain selama 80 menit, Kroos mendapat nilai tertinggi sebagai pemain Timnas Jerman.
Sepanjang laga, Kroos mampu menyentuh bola sebanyak 107 kali, empat umpan kunci, delapan umpan panjang, dan 102 passing dengan rata-rata sukses 99 persen. Jumlah umpan Kroos pun melampui para pemain lainnya dalam laga tersebut.
Kroos bermain 80 menit tetapi dia menjadi salah satu aktor penting dari permainan Jerman. Keputusan Nagelsmann untuk mengeluarkan Kroos lebih awal agaknya benar menimbang Jerman sudah unggul 4 gol atas Skotlandia, dan itu bisa menjadi bagian dari taktik untuk membuat Kroos tetap menjaga kondisi fisiknya. Â
Makanya, tak berlebihan jika pemain kelahiran mendapat standing ovation dari para suporter yang memadati stadion Allianz Arena.Â
Kroos tak mencetak gol, tetapi motor dari permainan Jerman seperti digerakan oleh pemain yang sudah menyerahkan nomor punggung 8 kepunyaannya di Real Madrid kepada F. Valverde.
Kroos seperti menjadi "senjata rahasia" dari taktik Timnas Jerman di era kepelatihan Nagelsmann. Kemenangan besar dari Skotlandia pada laga perdana Piala Eropa 2024 (14/6/24) seperti menandai era baru dari Timnas Jerman.Â
Era baru itu nampak dengan performa apik pemain muda seperti Florian Wirtz dan Jamal Musiala yang nota bene keduanya masing-masing menyumbang satu gol atas kemenangan besar Timnas Jerman kontra Skotlandia.
Akan tetapi, di balik era baru tersebut, Nagelsmann mempunyai senjata rahasia yang besar kemungkinan hanya dimanfaatkan pada Piala Eropa 2024 lantaran Kroos sudah memilih untuk gantung sepatu.
Dengan ini, sebenarnya kehadiran Kroos tak menjadi awal dari era baru. Akan tetapi, kehadirannya adalah bagian dari taktik, yang mana Timnas Jerman membutuhkan sosok sekaligus senjata yang bisa mengatur, mengubah, dan menghadirkan pengaruh besar pada mentalitas permainan tim.Â
Sosok Toni Kroos seperti menjadi senjata rahasia Nagelsmann dalam mengembalikan kejayaan Timnas Jerman.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H