Piala Eropa 2024 akan menjadi tempat uji talenta dan kualitas dari 24 negara di Eropa. Itu juga bisa menjadi kesempatan bagi para pemain untuk menunjukkan kualitas individual.
Pastinya, banyak mata yang akan menyoroti perhelatan olahraga sepak bola sebenua Eropa yang berlangsung dari 14 Juni hingga 14 Juli 2024 di Jerman tersebut. Selain menilik negara mana yang menjadi juara Eropa, juga melihat kualitas para pemain.
Salah satu pemain yang bisa memanfaatkan momentum Piala Eropa 2024 sebagai kesempatan untuk menegaskan popularitasnya di dunia sepak bola adalah Kylian Mbappe (25 tahun). Pemain Timnas Perancis itu, memang, sudah popular.
Hampir saja, pemain yang baru bergabung dengan klub asal ibukota Spanyol, Real Madrid itu mengawinkan dua gelar Piala Dunia secara berturut-turut dalam karirnya sebagai pemain profesional.
Setelah menjadi juara Piala Dunia 2018 di Rusia, Mbappe mampu membantu mengantarkan Perancis ke final Piala Dunia 2022 di Qatar. Sayangnya, Mbappe yang mencetak trigol dalam laga final itu harus melihat timnya kalah adu penalti dari Argentina.
Piala Eropa bisa menjadi target dalam karir Mbappe sebagai seorang pesepak bola profesional. Raihan itu bisa menegaskan reputasi Mbappe sebagai salah satu pemain terbaik saat ini dan juga obat "luka batin" lantaran akhir yang tak begitu manis dengan klub Paris Saint Germain (PSG).
Ya, jalan Mbappe dalam satu musim terakhir sebelum pergi dari PSG tak begitu mulus. Tampaknya, keputusan Mbappe yang tak mau memperpanjang kontrak dengan PSG menjadi muara dari relasi hambar selama satu musim terakhir Mbappe di PSG.
Mbappe sendiri mengakui ketidakharmonisan tersebut. Pemain berusia 24 tahun itu bahkan menyatakan bahwa dia hampir sepenuhnya tak dimainkan selama semusim.
Beruntung, pelatih Luis Enrique masih memberikan tempat untuknya. Namun, semenjak PSG tersingkir di semifinal Liga Champions Eropa dari tangan Borussio Dortmund, Mbappe tampak terpojok.
Mbappe sering diganti. Bahkan, dalam beberapa laga, Mbappe tak dimainkan.
Hal itu jelas menunjukkan ketidakharmonisan yang terjadi antara Mbappe dengan PSG. Beruntung bagi Mbappe, dia pergi dari Paris dengan status bebas transfer sehingga negosiasi dengan Madrid tak begitu kesulitan.
Sebelum menunjukkan kualitasnya bersama El Real pada musim depan, Mbappe bisa memanfaatkan Piala Eropa sebagai momen penebusan. Akhir yang tak manis bersama PSG bisa saja membuat si pemain rada kecewa.
Namun, dengan menunjukkan kualitasnya bersama Timnas Perancis, Mbappe memiliki kesempatan untuk menunjukkan kualitas individual. Dengan ini, Mbappe secara tak langsung memberikan pesan untuk El Real bahwa kesediaan Madrid membuka pintu untuknya adalah keputusan yang tepat.
Lebih jauh, tujuan lain dari Mbappe untuk mendapat panggung di Piala Eropa 2024 agar bisa menguatkan reputasinya sebagai pemain terbaik di dunia. Setelah era Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi hampir saja berakhir, sudah mulai muncul era Kylian Mbappe dan Erling Haaland.
Haaland mengambil pilihan yang tepat saat mengiakan pinangan Manchester City dua musim lalu. Tak tanggung-tanggung, pemain berpaspor Norwegia itu meraih trebel pada musim pertamanya dengan Man City.
Ketika Haaland menikmati karir manisnya bersama salah satu klub terbaik di Liga Inggris, Mbappe masih berada dalam situasi yang sama dengan PSG. Tanda-tanda untuk sukses bersama PSG di level Eropa terlihat suram.
Efeknya, peta persaingan untuk meraih trofi Ballon d'Or mulai berubah. Mbappe terlihat mulai tak diperhitungkan. Bahkan, nama calon rekan setim Mbappe di Madrid, Vinicius Jr dinilai sebagai sosok terdepan yang bisa mengangkat trofi Ballon d'Or pada tahun ini.
Terang saja, tampil meyakinkan selama Piala Eropa 2024 bisa menjadi cara bagi Mbappe untuk kembali diperhitungkan sebagai kontestan kuat peraih Ballon d'Or menyaingi Vinicius Jr pada tahun ini.
Jalan Mbappe naik panggung juara Piala Eropa 2024 radanya tak mustahil. Timnas Perancis masih dilatih oleh Didier Deschamps, yang nota sudah melatih Tim berjuluk "Ayam Jantan" ini sejak 2012. Deschamps sudah mengenal dengan baik sistem di Timnas Perancis.
Dalam karir kepelatihannya di Tim Ayam Jantan, Deschamps berhasil meraih satu trofi Piala Dunia dan mengantarkan Perancis hingga final Piala Dunia 2022.Â
Bahkan, Deschamps juga pernah mengantarkan Perancis hingga partai final Piala Eropa 2016 namun kalah 0-1 dari Portugal.
Deschamps menjadi salah satu faktor di mana Perancis tampil stabil dalam beberapa tahun terakhir dan juga menjadi salah satu favorit kuat menjadi juara di Piala Eropa 2024.Â
Pelatih yang pernah mengangkat trofi Piala Dunia, baik sebagai pemain maupun pelatih itu, pun menjadi faktor pendukung jalan Mbappe untuk menemukan kejayaan di Piala Eropa 2024.
Cara Mbappe untuk bisa sukses di Piala Eropa 2024 tak hanya bergantung pada kualitasnya. Lebih dari itu, caranya untuk sukses didukung oleh sistem tim yang sudah solid sejak dilatih oleh Deschamps, pelatih yang sudah hampir sepuluh tahun membangun permainan Timnas Perancis.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H