Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Taktik Aneh Erik Ten Hag Antarkan Manchester United Jadi Juara Piala FA

25 Mei 2024   23:01 Diperbarui: 26 Mei 2024   07:32 2106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi lebih aneh lantaran di lini depan, Ten Hag menempatkan Scott McTominay dan Bruno Fernandes. McTominay sebenarnya berposisi asli sebagai gelandang jangkar dan Fernandes lebih sering berposisi sebagai pemain berposisi 10 atau di belakang striker utama.

Di belakang McTominay dan Fernandes, Ten Hag menempatkan Marcus Rashford dan Alejandro Ganarcho yang nota bene lebih sering bermain sebagai penyerang sayap. 

Rupanya, penempatkan McTominay dan Fernandes tampak sebagai langkah untuk mengelabui lini belakang Man City, lantaran Garnacho dan Rashford muncul sebagai penyerang saat melakukan serangan balik dan itu kadang menjadi pengganggu lini belakang Man City dengan skema serangan balik.

Dua gol MU terlahir dari skema serangan balik. Man City juga tampak terlihat sulit membaca pergerakan para pemain MU. 

Gol pertama MU terlahir lewat kejelian Ganarcho membaca operan salah atau blunder dari bek Man City, Gvardiol. Gvardiol mau mengoper bola ke penjaga gawang Stefan Ortega namun operan itu melampaui Ortega dan itu dimanfaatkan dengan baik oleh Ganarcho. 

Barangkali Gvardiol terkecoh dengan mengawal pemain MU, baik itu Fernandes dan McTominay tetapi tak menyadari pergerakan dari Ganarcho.

Sama halnya dengan gol kedua MU yang dibuat oleh gelandang jangkar Kobbie Mainoo. Mainoo mampu masuk ke area pertahanan Man City tanpa pengawalan ketika menerima umpan terukur dari Bruno Fernandes.

Gol itu membuat Mainoo menjadi pemain remaja asal Inggris yang mencetak gol di Final Piala FA sejak tahun 1981.

Di sini, Ten Hag berhasil memainkan taktik yang membuat dominasi Man City tak berarti apa-apa. Man City boleh saja menguasai bola dengan lebih dari 70 persen, tetapi MU berhasil menerapkan permainan efektif dengan catatan tembakan lebih banyak daripada Man City.

Pada babak kedua, Man City coba menaikan intensitas. Pelatih Man City, Pep Guardiola memasukan Doku menggantikan Kovacic dan mengeluarkan Kevin de Bruyne dan memasukan Julian Alvarez. 

Pergantian itu sedikitnya mengubah alur serangan Man City, sehingga mampu menciptakan beberapa peluang penting termasuk gol Doku di menit ke-87. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun