Seyogianya, setiap study tour meringankan setiap pihak dan lebih penting memberikan manfaat, bukan saja demi untuk memenuhi tuntutan tahunan kegiatan persekolahan, tetapi lebih dari itu, para siswa mampu menimba tambahan ilmu dari perjalanan tersebut.Â
Oleh sebab itu, hemat saya, study tour tak semata-mata harus berjalan jauh keluar daerah. Saya kira perlu juga melakukan study tour di daerah sendiri.Â
Di sini, tak perlu gengsi untuk mempelajari daerah sendiri. Lebih baik kita mengenal baik daerah sendiri, daripada kenal daerah lain, tetapi pengetahuan kita begitu dangkal tentang daerah sendiri.
Melokalkan Study Tour
Para siswa sekiranya diarahkan untuk memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh dengan konteks hidupnya sendiri. Para siswa perlu diperkenalkan dengan konteks di mana dia berasal.Â
Di sini, model paket study tournya berupa upaya untuk melokalkan pengetahuan para siswa dengan konteks dan realitas di mana dia berada dan berasal.
Caranya bisa bermacam-macam, mulai dari melihat dan mengevaluasi pekerjaan di instansi perkantoran dan pengolahan tempat-tempat wisata yang ada di daerah sendiri.Â
Tak masalah ketika para siswa hanya berjalan kaki dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Asalkan, hal itu dibarengi dengan upaya pembelajaran dari guru yang menuntun. Â
Tujuannya agar para siswa mengenal dengan baik daerahnya sendiri dan kebudayaan yang dimiliki.Â
Tujuan lebih jauhnya adalah mengakarkan konteks hidup harian para siswa. Menjadi lebih mendalam, saat pengetahuan para siswa di ruang kelas dikawinkan dengan apa yang dipelajari dari konteks dari mana mereka berasal, mereka lihat, kunjungi, dan pelajari.
Efek lanjutnya saat si siswa pergi ke tempat lain, paling tidak dia memiliki pengetahuan daerahnya dengan baik. Bahkan, dia bisa menjiwai nilai-nilai dari budaya daerahnya saat pergi ke tempat lain.Â