Peristiwa kecelakaan lalu lintas yang menimpa sebuah bus yang membawa siswa yang melakukan study tour beberapa hari lalu menghadirkan polemik tentang perlu ataukah tidaknya study tour.Â
Tak elak, di balik polemik itu, melansir berita dari Kompas.com (15 Mei 2024) ada  11 daerah yang melarang sekolah-sekolah melakukan study tour ke luar daerah. Beberapa daerah itu termasuk DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Pada satu sisi, study tour dibutuhkan untuk membangun dan memperdalam lebih jauh pengetahuan para siswa yang dialami di ruang kelas dan di sekolah.Â
Di sini, para siswa tak sekadar belajar tentang sesuatu dari/lewat buku atau di ruang kelas, tetapi akan menjadi lebih menarik jika mereka mempelajarinya secara langsung dan mengaitkannya dengan konteks yang nyata.Â
Oleh sebab itu, target study tour adalah untuk memperluas pengetahuan para siswa, yang mana dari ruang kelas/lingkup sekolah ke dunia nyata. Dengan ini, study tour seyogianya bukanlah kegiatan berwisata semata, tetapi aktivitas pembelajaran para siswa.Â
Di sisi lain, perlu juga menelaah lebih jauh apakah study tour itu harus ke tempat-tempat jauh seperti harus ke luar kota/daerah atau pun bahkan keluar provinsi.
Hemat saya, kualitas study tour tak diukur oleh ke tempat mana harus pergi melakukan perjalanan belajar, tetapi bergantung pada target yang mau tercapai dari kegiatan tersebut.Â
Masalahnya muncul saat study tour itu hanya berkaitan dengan kegiatan pesiar atau jalan-jalan semata, dan dampaknya lainnya saat para siswa sendiri tak memperoleh manfaat apa dari perjalanan yang dibuat tersebut. Jadinya, study tour itu hanya menghabiskan  tenaga.Â
Belum lagi efek tuntutan biaya yang harus dipenuhi oleh orangtua untuk membiayai perjalanan anak. Melakukan study tour ke luar daerah dalam jangka beberapa hari bisa membebankan orangtua dari sisi finansial.Â
Tak masalah saat orangtua mempunyai kemampuan finansial yang mumpuni. Menjadi cukup menantang saat kemampuan orangtua pas-pasan dan saat yang bersamaan anak yang "merasa" malu dengan teman-temannya jika tak terlibat dalam study tour.Â
Untuk itu, ketika study tour hanya membebankan siswa dan orangtua, terlebih khusus dari sisi biaya, hal itu perlu dievaluasi dan dikritisi secara mendalam dan cermat.Â