Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hwang Sun-hong Dikritik dan Shin Tae-yong Dipuji

26 April 2024   19:39 Diperbarui: 26 April 2024   19:42 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong, pelatih Timnas Indonesia. Foto; Dok. PSSI via Kompas.com

Laga antara Timnas Indonesia U-23 kontra Timnas Korea Selatan U-23 seperti menjadi uji kualitas dari dua pelatih, Hwang Sung-hong sebagai pelatih Korsel dan Shin Tae-yong sebagai pelatih Indonesia yang berasal satu negara, Korea Selatan. 

Laga yang berlangsung di stadion Abdulla bin Khalifa, Doha, Qatar (26/4/24) itu berpihak pada Indonesia. Sebagai pelatih Indonesia, STY mendapat sorotan positif. 

Menariknya, pertemuan antara Sung-hong kontra STY seperti pertemuan kawan lama. Keduanya pernah sama-sama membela timnas Korsel, dan juga pernah mengalahkan Indonesia di Piala Asia pada tahun 1996.

Pada satu sisi, keterlibatan dua pelatih satu asal itu menjadi sebuah kebanggaan bagi Korsel karena bisa memberikan kontribusi untuk sepak bola, tak hanya di level domestik, tetapi lebih jauh di level internasional. 

Keberhasilan STY menyingkirkan Korsel di perempat final dan membawa Indonesia ke semifinal Piala AFC U-23 menjadi catatan sejarah baru untuk Indonesia. 

Tak elak, keputusan untuk mempertahankan, dan bahkan memperpanjang kontra STY hingga tahun 2027 adalah sebuah keputusan yang tepat. 

Berstatuskan sebagai debutan untuk turnamen yang melibatkan 16 negara ini, Indonesia mampu memberikan performa yang sangat meyakinkan. 

Tak sedikit yang memuji Indonesia serentak menilai bahwa perkembangan sepak bola Indonesia berada pada jalur yang tepat semenjak ditangani oleh STY.

Di sisi lain, hasil laga antara Indonesia kontra Korsel menghadirkan pelbagai opini, baik itu dari suporter Indonesia maupun Korsel.

Bagi Korsel, kekalahan dari Indonesia lewat drama adu penalti (11-10) menjadi pukulan tersendiri.  Tren  yang terjaga selama empat dekada, yang mana timnas sepak bola U-23 lolos ke Olimpiade pupus di tangan Indonesia. 

Terang saja, tak sedikit yang mengeritik performa pelatih interim Korsel, Hwang Sung-hong. Sung-hong dinilai menganggap enteng kekuatan lawan lantaran membangkucadangkan beberapa pemain penting. 

Beberapa surat kabar yang berbasis di Korsel mengritik keputusan Sung-hong dalam laga kontra Indonesia. Salah satu keputusan yang disoroti adalah menempatkan beberapa pemain penting di bangku cadangan. 

Misalnya, Sung-hong tak memainkan penyerang Lee Young-jung di babak perempat final. Padahal striker bertubuh jangkung itu sudah mencatatkan tiga gol dalam turnamen Piala AFC U-23. 

Selain membangkucadangkan Young-jun, juga Sung-hong tak memainkan gelandang penting Jeong Song-bin. tak elak, lini tengah Indonesia tampak lebih menguasai lini tengah daripada Korsel. Bahkan, Indonesia lebih banyak mengancam gawang Korsel daripada sebaliknya. 

Makanya, Sung-hong yang berstatukan sebagai pelatih sementara itu dikritik dan juga dipertanyakan kualitasnya dalam membangun Timnas Korsel pada level terbaik. 

Salah satu surat kabar di Korsel, Korean Daily (26/4/24) menulis kekalahan Korsel sebagai bencana atau "Doha Disaster" untuk timnas sepak bola Korsel U-23.

Sung-hong dipilih menjadi pelatih sementara Korsel menggantikan Jurgen Klinsmann yang dipecat pada bulan Februari lalu. Klinsmann dipecat setelah Korsel tersingkir pada semifinal Piala Asia 2024. 

Sung-hong dipilih sebagai pengganti asal Jerman tersebut. Pilihan itu dibuat dengan mempertimbangkan pengalaman Sung-hong yang pernah menjadi pemain timnas Korsel, dan sempat melatih timnas Korsel dalam meraih emas pada Asian Games di Hangzhou, Cina tahun 2023. 

Badan sepak bola Korea, The Korea Fottball Associaction (KFA) menugaskan Sung-hong untuk mempersiapkan timnas Korsel U-23 masuk Olimpiade di Paris dan kualifikasi Piala Dunia 2026.

Menjadi rumit ketika misi untuk masuk Olimpiade di Paris gagal tercapai. Nasib Sung-hong bisa saja terancam, apalagi beberapa media yang berbasis di Korsel terang-terangan menjadikan kekalahan Korsel dari Indonesia adalah kesalahan taktik dan strategi dari pelatih berusia 55 tahun tersebut. 

Sebagai seorang pelatih untuk tim berkelas Korsel dan tersingkir dari tim debutan seperti Indonesia, posisi Sung-hong pastinya terombang-ambing oleh arus kritik dan keraguan. 

Ketika Sung-hong mendapatkan kritk dari media di Korsel, Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong yang nota bene juga pernah melatih timnas Korsel mendapatkan banyak pujian dari pecinta sepak bola Indonesia. 

Shin Tae-yong membuktikan kata-katanya bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik harus melewati sebuah proses. Proses itu mulai membuahkan hasil yang mana Indonesia masuk semifinal dan bahkan berpeluang untuk mendapatkan satu tiket ke olimpiade di Paris, perancis nantinya. 

STY mendapatkan banjiran pujian. Tempatnya makin kokoh sebagai pelatih timnas Indonesia. Kesepakatan dalam perpanjangan kontrak yang sudah dibuat dengan Ketua Umum PSSI,  Erick Thohir merupakan jalan yang tepat apabila menimbang arah dari perjalanan dan kiprah timnas Indonesia saat ini. 

Tentu saja, apa yang dilakukan oleh STY tak luput dari pengamatan media korsel. Pujian juga dilambungkan untuk STY karena mampu menghadirkan perkembangan untuk sepak bola Indonesia. 

Makanya, situasinya cukup ironis ketika Sung-hong yang merupakan pelatih timnas Korsel mendapatkan kritik tajam lantarang Indonesia yang dilatih oleh pelatih asal Korsel mampu menyingkirkan Korsel dan memupuskan ambisi Korsel untuk bermain di Olimpiade di Paris, Perancis. 

Salam Bola 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun