Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Optimisme Indonesia U23 Saat Lawan Korea Selatan

24 April 2024   07:31 Diperbarui: 24 April 2024   07:34 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun gelandang Nathan Tjoe-A-On kembali bergabung dengan skuad timnas setelah PSSI berhasil meminta ijin dari SC Heerenven untuk kembali membela timnas Indonesia di Piala Asia U-23. 

Pemain berusia 23 tahun itu sebenarnya sudah kembali ke  Belanda lantaran hanya mendapatkan ijinan untuk tiga laga di kualifikasi grup saja. Nathan biasa diduetkan dengan Ivan Jenner di sektor gelandang bertahan. 

Belum lagi, Ramadhan Sananta yang sudah mengakhiri masa hukuman kartu merah. Kartu merah Sananta diperoleh di laga perdana kontra Qatar. 

Terang saja, performa Indonesia selama babak kualifikasi grup menghadirkan optimisme serentak buah bibir di antara tim-tim lawan. Apalagi, Indonesia lolos ke perempat final berkat kemenangan meyakinkan, dan bukannya karena faktor "keberuntungan". 

Selain itu, optimisme juga muncul  karena faktor pelatih Indonesia, Shin Tae-yong yang nota bene berkewarganegaraan Korsel. STY juga pernah melatih timnas Korsel.

Pada satu sisi, STY pasti mempunyai pengetahuan tersendiri tentang sepak bola "Pasukan Taeguek", julukan Timnas Korsel. Pengetahuan itu bisa menjadi landasan  dari STY dalam mengformat pasukannya dan sekaligus mengantisipasi permainan Korsel.

Terlebih lagi, gaya permainan Indonesia hampir serupa dengan gaya permainan Korsel yang menekankan formasi 3-4-3 saat dalam posisi menyerang, dan ketika diserang lawan, kedua tim memainkan formasi 5-4-1.  

Terang saja, Korsel juga perlu waspada dengan keberadaan STY di kubu timnas Indonesia. STY secara umum sudah kenal kultur dan mentalitas sepak bola Korsel. 

Di sisi lain, bermain kontra Korsel menjadi salah satu ambisi tersendiri STY.  Ambisi itu bukan bermotifkan balas dendam atau juga sakit hati, tetapi karena ambisi untuk menunjukkan kualitas STY yang berasal dari Korsel dan mengabdi sebagai pelatih dari timnas lain. 

STY sendiri sudah menyimpan mimpi agar kelak timnas Indonesia bisa bermain kontra Korsel. Mimpi tersampaikan saat Indonesia bermain di Piala Asia tiga bulan lalu. 

Mimpi itu tercapai di Piala Asia U23. Di balik mimpi itu, STY barangkali memiliki ambisi untuk menampilkan yang terbaik.  Tentu saja, hasil laga akan menjadi salah satu bahan yang bisa menjadi sorotan Korsel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun