Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sejarah Baru Bayer Leverkusen, Efek Xabi Alonso, dan Akhir Hegemoni Bayern Muenchen

15 April 2024   09:42 Diperbarui: 15 April 2024   09:46 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain karena performa apik dan konsisten Leverkusen di Bundesliga, juga Leverkusen sementara berada di partai final piala DFB Pokal. Di partai final, Leverkusen akan bertemu tim dari divisi dua, Kaiserslautern. Di atas kertas, satu kaki Leverkusen sebenarnya sudah satu kaki di panggung juara dari Piala DFB Pokal tersebut.

Di kompetesi Eropa, Leverkusen sementara menuliskan sejarahnya. Leverkusen bermain di perempat final Piala Eropa.

Pekan lalu, tim yang dilatih oleh pelatih muda (42 tahun) Xabi Alonso itu menang 2-0 atas West Ham di leg pertama. Nama Leverkusen sepertinya juga masuk dalam daftar favorit untuk mengangkat trofi "kelas dua" di benua Eropa tersebut.

Deretan capaian dan peluang kesuksesan yang ditorehkan Leverkusen musim ini membuat banyak mata tertuju ke tim yang berperingkat ke-6 pada musim lalu. Ruang ganti hingga performa di lapangan hijau diulas dan disoroti. Bahkan, pelatih dan pemain pun sudah masuk daftar target klub-klub besar.

Ya, Xabi Alonso sempat masuk radar klub-klub besar seperti Liverpool, Bayern Muenchen, dan Real Madrid. Tiga klub ini melekat kuat dengan pelatih asal Spanyol tersebut lantaran pernah menjadi bagian dari ketiga klub sewaktu masih aktif sebagai pemain.

Namun, Alonso menyatakan komitmennya untuk bertahan dengan Leverkusen pada musim depan. Pilihan Alonso itu, di satu sisi, sangatlah tepat lantaran secara umum mesin kerja Leverkusen belum terlalu panas.

Memilih untuk bertahan menjadi salah satu kesempatan bagi Alonso melihat dan mengukur sejauh mana dia bisa mengatur dan mempertahankan dinamika tim dan mentalitas juara. Pada saat yang bersamaan, Alonso juga bisa mengukur kualitas pribadinya sebagai pelatih.  

Di sisi lain, kata "Tidak" dari Alonso pada pinangan dari klub-klub besar seperti menyia-nyiakan peluang yang sudah di depan mata. Kesempatan untuk terbang lebih tinggi dengan klub-klub besar seperti disia-siakan.

Alonso rupanya tak silau dengan kilau tim-tim besar. Bertahan dengan Leverkusen menjadi pilihan di mana Alonso mau menuliskan namanya sebagai salah satu pelatih tersukses dan legenda Leverkusen. Terang saja, nama Alonso pun sudah diabadikan sebagai salah satu nama jalan di kota Leverkusen.

Alonso telah mengubah Leverkusen dalam dua tahun terakhir. Pelatih yang terlahir pada 25 November 1981 ini menerima pinangan Leverkusen pada 5 Oktober 2022 saat Leverkusen berada di zona degradasi.

Tanpa pengalaman melatih tim senior, Alonso yang direkrut dari Real Sociedad B langsung menunjukkan kualitasnya. Leverkusen mengakhiri musim dengan berada di posisi ke-6 klasemen Bundesliga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun