Bagaimana pun, Madrid bukanlah tim yang "demam panggung" saat bermain di kandang lawan. Malahan, Madrid bisa tampil lebih menggila saat bermain di kandang lawan, daripada di kandang sendiri.Â
Untuk itu, Man City yang berstatuskan sebagai juara bertahan perlu berwaspada dengan taktik Madrid. Upaya Madrid meredam dominasi Man City cukup menjadi catatan yang perlu dipertimbangkan.Â
Pola permainan efektif dan gaya serangan balik menjadi senjata yang cukup membahayakan Man City. Trio pemain muda, Vinicius, Jude Bellingham, dan Rodrygo mempunyai kecepatan yang bisa menopang dengan baik skema serangan balik.
Di lini tengah, Carlo Ancelotti tak ragu menurunkan gelandang senior T. Kroos dan diduetkan dengan pemain muda, E. Camavinga guna mengimbangi para gelandang Man City.Â
Tak elak, Man City beberapa kali harus mengencangkan lini belakang setiap kali Madrid melakukan serangan balik. Juga, lini tengah Man City sulit menyuplai umpan-umpan matang untuk Erling Haaland di lini depan. Â
Madrid mampu meredam dominasi Man City. Tantangan lebih besar akan terjadi di kandang Man City. Keuntungan Madrid adalah waktu istirahat yang lebih daripada Man City yang memiliki jadwal yang ekstra padat.
Arsenal Tak Gentar Kontra Muenchen
Musim ini, kiprah Arsenal dan Muenchen di kompetesi domestik seperti bertolak belakang. Untuk sementara, Arsenal sementara berada di puncak klasemen sementara Liga Inggris.
Sementara itu, Muenchen yang berposisi kedua sudah terlihat pasrah membiarkan Bayer Leverkusen keluar sebagai juara Bundesliga Jerman pada musim ini. Tertinggal satu kemenangan bagi Leverkusen memastikan raihan trofi pertama dalam sejarah klub tersebut.Â
Dua sisi performa yang berbeda di level liga domestik itu tentu saja mempengaruhi prediksi dari pertemuan kedua tim.Â
Tak sedikit yang menilai bahwa Muenchen akan kesulitan bertemu dengan Arsenal. Apalagi, Arsenal mempunyai rekor yang cukup meyakinkan di tahun 2024, yang mana dari 11 laga, Arsenal belum terkalahkan dan baru sekali meraih hasil imbang yakni kontra Man City.