Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Me Time", Cara Menghargai Diri dengan Retret Pribadi

5 April 2024   18:15 Diperbarui: 7 April 2024   09:01 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Retret. (Foto: Shutterstock via Kompas.com)

Hari ini, 5 April 2024, diperingati sebagai National Self Care Day. Ini mau mengingatkan kita tentang pentingnya menghargai diri kita sendiri.

Pertanyaannya, apakah kita menghargai diri kita? Apakah kita sehat secara fisik, mental, dan spiritual?

Jawaban dari pertanyaan ini bisa dilihat dari kondisi fisik, emosi, dan spiritual kita. Keseimbangan dari tiga aspek diri ini bisa membahasakan bahwa kondisi diri kita dalam keadaan baik. Dengan kata lain, kita sudah melakukan self care seturut kebutuhan diri kita. 

Self care sangatlah penting dalam pertumbuhan dan perkembangan diri kita. Bagaimana pun, kita perlu sehat secara jasmani/fisik, emosional/psikis, dan spiritual/rohaniah. 

Ketidakseimbangan bisa bermuara pada sakit, baik itu sakit fisik maupun sakit mental. Saat sekarang ini, sakit mental menjadi salah satu tantangan besar yang terjadi dalam lingkungan kita. 

Sebabnya bermacam-macam. Namun, kalau kita menelusuri secara lebih mendalam, salah satu sebab dari sakit mental adalah tak adanya upaya untuk menjaga kesehatan mental secara baik. 

Oleh sebab itu, kita perlu menghargai diri kita agar kita sehat baik dari luar maupun dari dalam. 

"Me Time" Cara Menghargai Diri 

Penghargaan terhadap diri itu sangatlah penting. Salah satu cara menghargai adalah lewat memberikan waktu secara khusus dan personal untuk diri sendiri, atau dengan apa yang disebutkan "Me Time".

Kita perlu mempunyai waktu untuk berada sendirian, tanpa gangguan atau pun distraksi lain seperti media sosial. Tujuannya bermacam-macam, seperti bisa melihat dan merenungkan kondisi diri, memperbaiki diri, menjaga kesehatan diri, hingga memperbaharui diri. 

Banyak cara untuk melakukan "me time", seperti misal, berlibur sendirian di tempat yang begitu jauh dari keramaian atau juga menghabiskan waktu sendirian di rumah dengan membaca buku yang disukai, nonton acara yang bisa memberikan hiburan diri hingga melakukan hobi yang disenangi. 

Sebisa mungkin, "me time" itu bebas dari interaksi personal dengan orang lain. Kita fokus memberikan waktu untuk diri sendiri, baik dengan beristirahat maupun melakukan aktivitas yang bisa memberikan dampak positif untuk perkembangan diri.

"Me Time" dengan Retret 

Secara pribadi saya begitu suka dengan "me time" dengan melakukan kegiatan spiritual, seperti rekoleksi dan retreat secara pribadi/personal. 

Retret merupakan kegiatan spiritual menjauhkan diri dengan mencari tempat yang dinilai sepi dan sunyi. 

Langkahnya adalah mencari tempat yang biasa disebut sebagai rumat retret. Untuk konteks agama Kristen Katolik, rumah retret menjadi salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan spiritual seperti rekoleksi, retret, dan pelbagai kegiatan agama dan itu umumnya dikelolah oleh rohaniwan maupun kaum religius.

Retret secara pribadi ini bisa dilakukan dengan menghabiskan waktu membaca/merenungkan peristiwa tertentu di dalam kitab suci atau membaca riwayat orang suci/kudus, berdoa untuk waktu tertentu seturut panduan tertentu, menulis temuan-temuan spiritual yang dialami, hingga membuat komitmen pribadi setelah keluar dari rumah retret. Jangka waktunya bergantung keinginan pribadi. 

Retret pribadi itu juga bisa didampingi oleh pendamping spiritual, dan bisa juga tidak. Tergantung pada keinginan pribadi. 

Tujuan retret bisa berdampak pada tiga aspek sekaligus. Dari sisi fisik, kita bisa beristirahat dari rutinitas yang barangkali membuat kita sumpek dan lelah secara fisik. Bagaimana pun, kekuatan fisik kita terbatas, dan kita memerlukan waktu untuk beristirahat agar kesehatan fisik kita tetap terjaga. 

Dari sisi emosional, dalam kesendirian kita bisa mengolah diri sembari berupaya menanggalkan emosi-emosi negatif yang terjadi karena faktor relasi, pekerjaan, dan lingkungan di mana kita berada. Kita perlu menimbah energi positif dan sedapat mungkin menanggalkan energi negatif.

Sementara itu, dari sisi spiritual, iman kita bisa diperdalam berkat permenungan secara pribadi pada ajaran-ajaran agama tertentu selama berada dalam kesendirian. Nilai-nilai kebajikan yang bersumber pad ajaran agama sangatlah penting dalam menopang kesehatan mental kita. 

Retret secara pribadi merupakan momen "me time" yang cukup ampuh dalam membangun dan menghargai diri sendiri. Kita membutuhkan waktu untuk menjaga kesehatan diri agar kelak kita bisa sehat secara fisik, emosi, dan spiritual. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun