Laga antara Liverpool kontra Manchester City (1-1) dalam lanjutan Liga Inggris 2023/24 pekan ke-28 menyisakan pelbagai drama.Â
Mulai dari bentrok kata antara Pelatih Man City, Pep Guardiola dengan pemain bintang Kevin de Bruyne, upaya perebutan peringkat pertama klasemen sementara Liga Inggris, hingga warna perpisahan antara Jurgen Klopp dan Pep Guardiola.Â
Seperti diketahui, Klopp memilih mengakhiri kontrak dengan Liverpool dan dengan itu musim depan, pelatih asal Jerman kemungkinan tak berkiprah di Liga Inggris.
Di balik situasi-situasi itu, salah satu sosok pemain yang menarik perhatian publik adalah Wataru Endo. Pemain yang berposisi sebagai gelandang jangkar ini tampil solid, energetic, dan aktif sepanjang 90 menit laga yang berlangsung di Stadion Anfield ini.Â
Tak pelak, para gelandang Man City seperti Kevin de Bruyne, Rodri, dan John Stones seperti bertekuk lutut di hadapan kesolidan dan agresivitas Endo.
Selepas laga, Klopp tak segan mengakui kualitas Endo dan menilai performa dari pemain asal Jepang itu terarah pada jalan untuk menjadi pemain kelas dunia (world class).Â
Endo, Pilihan Ketiga Liverpool
Kalau menilik ke belakang, transfer Endo di bulan Agustus tahun lalu dari klub asal Bundesliga Jerman, Stuttgart mengernyikan dahi banyak pihak. Siapakah dan mengapa memilih Endo?
Tak banyak yang mengenal rekam jejak dari kapten timnas Jepang itu. Apalagi, perekrutan Endo itu terjadi saat Liverpool gagal mendapatkan dua target utama, yakni Moises Caicedo dan Romeo Lavia.Â
Caicedo dan Lavia lebih ditaksir lantaran keduanya berkiprah di Liga Inggris dan sudah familiar dengan suporter Liverpool. Makanya, keduanya lebih diinginkan. Namun, kedua pemain muda itu memilih Chelsea daripada mengiyakan pinangan Liverpool.Â
Caicedo dan Lavia sebenarnya menjadi target utama Liverpool untuk mengisi sektor lini gelandang bertahan yang menjadi salah satu masalah Liverpool musim lalu. Tak ada nama Endo dalam daftar target Liverpool.Â
Rupanya, Liverpool yang sudah menghadapi deadline atas masa transfer dan kebutuhan mendesak di sektor gelandang bertahan pun harus memilih Endo. Jadinya, Endo seperti pilihan ketiga, yang belum tentu mendapat tempat utama karena saat yang bersamaan Liverpool juga mendaratkan tiga gelandang lain.Â
Keuntungan Endo adalah ketiga gelandang lain yang dibeli Liverpool lebih bertipekan sebagai gelandang serang dan pengatur permainan. Makanya, saat Alexis Mac Allister dimainkan sebagai gelandang bertahan, pemain asal Argentina itu tampil tak konsisten.Â
Sangat berbeda ketika Mac Allister bermain sebagai gelandang serang. Kualitasnya keluar dan bisa memberikan sumbangsih besar untuk lini serang Liverpool.Â
Situasi itu pun secara tak langsung melapangkan jalan Endo di sektor gelandang bertahan. Langkah yang tidak muda dari pemain bernomor punggung 3 di Liverpool karena di laga-laga perdana, Endo lebih dipilih sebagai pemain pengganti.Â
Kepercayaan pun mulai menguat seiring berjalannya waktu. Klopp tak tutup mata atas kualitas Endo dengan terus memberikan tempat untuk pemain berusia 30 tahun tersebut. Alhasil, Endo sudah bermain 20 laga di Liga Inggris dan menjadi pilihan utama, termasuk di laga-laga penting.
Pendek kisah, Endo pun sudah menjadi pilihan reguler Klopp di sektor gelandang jangkar. Endo yang menjadi pilihan ketiga dari daftar transfer Liverpool pun sudah mendapatkan pengakuan publik Anfield.Â
Terang saja, pernyataan Klopp yang menilai bahwa Endo sudah membangun statusnya sebagai pemain berkelas dunia tak berlebihan. Endo menjadi salah satu pemain yang tampil solid saat bermain kontra Man City.Â
Sebenarnya, performa solid saat Liverpool bermain kontra Man City hanya salah satu contoh kualitas Endo. Endo juga sudah menarik perhatian saat Liverpool menjuarai Piala Carabao dengan mengalahkan Chelsea. Endo tampil solid hingga perpanjangan waktu, dan bahkan dia harus berjalan pincang.Â
Makanya, memainkan Endo kontra Man City menjadi pilihan yang tepat dari Klopp. Rencana Guardiola gagal total di hadapan kesolidan Endo. Para gelandang seperti De Bruyne dan Rodri gagal mengembangkan permainan.
Tercatat Endo mencatatkan 96 persen operan akurat, memenangkan 6 dari 7 duel dengan pemain Man City dan melakukan beberapa tackle yang berhasil memotong aliran bola pemain Man City.Â
Performa Endo seperti mengingatkan gaya Ngolo d' Kante saat Chelsea menjadi juara Liga Champions tiga tahun lalu saat beermain kontra Manchester City. Kante tanpa henti berlari di sepanjang laga dan mempengaruhi aliran bola pemain Man City.Â
Skenario yang sama persis dimainkan oleh Endo. Akibatnya, kreativitas De Bruyne tersumbat. Rodri dan Stones juga gagal menyuplai bola dengan akurat ke gelandang serang.Â
Terang saja, Guardiola harus menggantikan pemain Bruyne di menit ke-69. Gegara situasi itu, De Bruyne dan Guardiola tampak bersitegang di tribun pemain sewaktu diganti.
Sensasi Endo bersinar terang saat Liverpool bermain kontra Man City. Pemain yang dibeli oleh Liverpool dengan harga 16 juta euro dari Stuggart itu pun membuktikan kualitasnya bukan sebagai pemain pilihan ketiga, tetapi pemain yang sudah berjalan pada arah kelas dunia (world class) di tangan Jurgen Klopp.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H