Sebelum menerapkan gaya hidup minimalis, kerap kali pikiran terganggu oleh tawaran belanja online. Gegara promosi yang meyakinkan, kadang saya tergiur dan tak pikir panjang membeli barang yang ditawarkan. Masalahnya, ketika barang yang datang tak sesuai dengan promosi dan kualitasnya di bawah standar terbaik. Akibatnya, barang itu disia-disiakan dan sekadar tertumpuk di kamar. Â
Namun, ketika menerapkan gaya hidup minimalis, pikiran lebih fokus pada aspek manfaat dari setiap barang yang mau dibeli dan dipunyai. Tak lagi sekadar mencari barang atau pun membeli barang.
Bahkan, saya mempunyai banyak pertimbangan setiap kali membeli barang tertentu. Selalu pertanyaan ini muncul di benak saya sebelum membeli sebuah barang: apakah barang itu bermanfaat ataukah tidak?
Ketika barang itu tak memberikan banyak manfaat, ada kecenderungan untuk kontrol diri dan lebih fokus pada hal-hal yang bermanfaat. Ya, gegara menerapkan gaya hidup minimalis, pikiran makin terkontrol pada hal-hal yang bermanfaat.
Kedua, Makin Hemat
Secara tak langsung, gaya hidup minimalis juga membangun sikap hemat. Yang sebelumnya saya cenderung asal beli dan konsumsi, saat ini saya makin kontrol diri. Efek lebih lanjutnya, hal ini makin membuat saya berhemat secara finansial.
Uang saku yang diterima setiap bulan bisa disimpan dalam jumlah yang lebih banyak daripada sebelum saya menerapkan gaya hidup minimalis. Bahkan, hanya 10 persen dari uang saku yang terpakai, dan selebihnya ditabung. Dengan ini, uang tak sekadar terpakai untuk membeli barang-barang yang hanya terpakai sesaat.
Gaya hidup minimalis bisa mengontrol kecenderungan untuk membeli dan mengonsumsi barang. Kita bisa mengontrol gaya hidup berfoya-foya, dan pada saat yang sama kita berhemat dan kemudian bisa menabung pendapatan bulanan kita.
Ketiga, Makin Dermawan
Efek lain dari gaya hidup minimalis adalah membangun gaya hidup berhemat. Karena tidak mau mengumpulkan barang, maka saya memutuskan untuk segera memberikan barang yang jarang terpakai ke orang lain.
Ketika ada yang memberikan hadiah dan hadiahnya bisa dimanfaatkan, saya memakainya. Akan tetapi, saya juga mencari cara untuk memberikan barang lain yang mempunyai fungsi yang persis sama dengan barang tersebut.Â
Prinsipnya, ketika barang baru masuk dan terpakai, perlu memikirkan barang lain yang mempunyai manfaat yang sama untuk diberikan kepada orang lain.