Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menerka Sebab Jepang dan Korea Selatan Tampil Tak Meyakinkan di Piala Asia

23 Januari 2024   16:40 Diperbarui: 24 Januari 2024   15:42 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Korea Selatan merayakan gol ke gawang Bahrain. Foto: AFP/Hector Retamal via Kompas.com

Dengan ini, peta persaingan pun bisa ikut berubah. Status favorit bisa berpindah ke tim lain. Atau juga, final nantinya akan menyajikan kejutan dan di luar prediksi.

Situasi di babak kualifikasi tentu saja menjadi alarm untuk Korsel dan Jepang.. Hal itu mengingatkan bahwa kondisi skuad juga tak begitu berada dalam kondisi terbaik, walau diperkuat oleh beberapa pemain bintang yang berlaga di benua Eropa.

Korea Selatan diperkuat oleh beberapa pemain bintang yang berlaga di Eropa. Sebut saja, kapten tim Son Heung-min yang menjadi striker andalan dan penjebol gawang bagi Tottenham Hotspur musim ini. Di lini belakang, Korsel ditopang oleh bek andalan Kim Min-jae yang memperkuat Bayern Muenchen.

Selain kedua pemain ini, Korsel juga memanggil beberapa nama yang bermain di klub-klub Eropa. 

Komposisi skuad Jepang cukup komplit. Sebagian besar pemainnya bermain di benua Eropa dan beberapa di antaranya bermain dengan tim-tim top di Eropa.

Sebelum bermain di Piala Asia, para pemain itu tentu saja menghadapi jadwal yang ketat dengan tim yang mereka bela. Akibatnya, faktor kelelahan secara fisik dan mental mempengaruhi para pemain.

Oleh sebab itu, faktor kelelahan bisa saja menjadi salah satu alasan di mana kedua tim tidak tampil optimal, dan muncul kesangsian bahwa kedua tim bisa tembus partai final.

Selain itu, faktor kekompakan. Kadang komposisi tim yang didominasi pemain bintang tak selamanya memberikan keuntungan, tetapi malah menjadi hambatan dalam menciptakan keharmonisan permainan tim. 

Hal itu disebabkan oleh individualitas tim yang mau menonjolkan diri. Terlebih lagi, jika si pemain datang dari latar belakang klub yang terbilang mumpuni, sehingga ada kecenderungan untuk mengabaikan permainan tim, dan lebih bergerak seturut kehendak individual. 

Walau demikian, tak menutup kemungkinan jika situasi bisa saja berubah, dalam mana kedua tim bisa bangkit, menjalin kekompakan, dan ujung-ujungnya menemukan performa terbaik seturut perjalanan kompetesi. 

Untuk saat ini, ketika Korsel dan Jpeang tak tampil maksimal, peta persaingan radanya mulai berubah. Faktor favorit juara terlihat bergeser ke tim-tim yang lebih tampil konsisten selama babak kualifikasi, termasuk tim tuan rumah, Qatar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun