Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengapa Shin Tae-yong Mesti Bawa Indonesia Raih Kemenangan Kontra Vietnam?

18 Januari 2024   16:04 Diperbarui: 18 Januari 2024   16:08 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duel antara Timnas Indonesia kontra Timnas Vietnam dalam lanjutan kualifikasi grup D di Piala Asia 2023 di Qatar seperti duel klasik. 

Pasalnya, Indonesia dan Vietnam sudah kerap bertemu di turnamen yang dilangsungkan di  zona Asia Tenggara. Selain berasa klasik, duel itu juga akan penuh persaingan dan tensi untuk mempertahankan posisi terbaik di grup D. 

Di balik duel itu, Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY) mempunyai misi yang rada sulit. Dari tujuh kali bertemu timnas Vietnam selama melatih timnas Indonesia, STY hanya satu kali membawa Indonesia meraih kemenangan. 

Artinya, STY tampaknya belum menemukan formula yang tepat untuk menaklukan Vietnam. Atau sebaliknya, Vietnam sudah kenal dengan baik pakem dan strategi STY sehingga selalu mendapatkan hasil yang baik. 

Tren negatif STY itu menjadi salah satu alasan mengapa STY harus meraih kemenangan saat bermain kontra Vietnam. Mau tak mau, STY mesti mengakhiri tren negatif itu dengan meraih kemenangan saat bertemu Vietnam di Piala Asia 2023.  

Alasan lainnya adalah soal perkembangan pembinaan sepak bola di antara kedua negara. Boleh dibilang, laga kedua tim menjadi bahan takaran dan evaluasi dari proses pembinaan dan perkembangan sepak bola dari dua negara yang berada di Asia Tenggara ini.

Bagaimana pun, Vietnam tampaknya lebih di depan dari soal pembinaan pemain pemain sepak bola. Hal itu terlihat lewat kemajuan sepak bola dari negara yang berpaham komunis tersebut dari masa ke masa. 

Di tahun 90-an, Vietnam tampak inferior dari Indoenesia. Di masa kini, Indonesia yang malah cenderung mulai inferior pada kekuatan sepak bola Vietnam. 

Bahkan, pakar sepak bola dari Cina, Quin Dongyin, seperti terlansir di Kompas.com (18 Januari 2024) ikut memuji perkembangan sepak bola Vietnam. 

Vietnam yang kalah di laga perdana dari Jepang (4-2) mengalami kemajuan yang cukup pesat. Bahkan, pengamat sepak bola asal Cina itu tak ragu menjadikan proyek sepak bola Vietnam sebagai percontohan.  

Kemajuan itu tentu saja tak lepas dari proses pembinaan yang dibuat oleh badan sepak bola Vietnam. Bermaterikan para pemain muda dan minim pemain naturalisasi, tetapi Vietnam optimis datang ke Piala Asia. 

Sebelum turnamen, Vietnam dihadapkan dengan badai cedera yang menimpa beberapa pemain senior. Kendati demikian, pelatih Vietnam Philippe Troussier memilih banyak pemain muda yang berlaga di kompetesi domestik. 

Bahkan, tim berjuluk Golden Star ini sempat memberikan perlawanan yang cukup ketat saat kalah dengan Jepang (4-2) di laga perdana kualifikasi grup D Piala Asia 2023. 

Dua gol yang bersarang ke gawang Jepang yang nota bene Jepang membawa sembilan pemain yang bermain di Eropa itu menjadi bukti bahwa Vietnam menunjukkan kualitas yang cukup solid. 

Proses pembinaan pemain di Vietnam terbukti dengan hasil yang tercapai di lapangan. Hal itu dibuktikan lewat kedigdayaan Vietnam di daratan Asia Tenggara, yang mana mulai tampil mendominasi dan efeknya sudah mulai menarik perhatian di Asia.  

Oleh sebab itu, laga kontra Vietnam pun menjadi ujian berarti bagi proses pembinaan sepak bola di tangan STY. STY memang membawa aspek positif untuk perkembangan sepak bola di Indonesia. 

Partisipasi Indonesia di Piala Asia 2023 tak lepas dari proses pembinaan yang dibuat oleh STY. Akan tetapi, proses pembinaan itu kerap tak dibarengi dengan hasil yang cukup meyakinkan, yang mana Indonesia masih tunduk melawan tim-tim kuat yang rangking FIFA-nya di bawah 100. 

Selain itu, STY juga belum mempersembahkan trofi bersama timnas senior Indonesia dan trofi sebenarnya menjadi tanda pengakuan dari keberhasilan proses pembinaan yang sementara dilakukan. 

Setiap kali berbicara tentang hasil negatif dan permainan yang tak meyakinkan dari timnas Indonesia, STY kerap kali berdalih bahwa timnas membutuhkan proses yang tak gampang untuk berada di level terbaik. 

Tentu saja, proses itu adalah bagian dari pembinaan untuk menjadi tim terbaik dan hal itu sangat membutuhkan waktu. Tak semudah membalikan telapak tangan. Namun, hal itu juga ada batas yang patut disadari dan diperhatikan. 

STY sudah diberikan keistimewahan dengan proses naturalisasi pemain. Naturalisasi itu merupakan salah satu cara agar timnas Indonesia bisa tampil meyakinkan dan bersaing. 

Performa Indonesia di tangan STY saat ini tak lepas dari hasil naturalisasi pemain. Terbukti dari kepercayaan STY pada komposisi skuad yang cenderung mulai didominasi oleh pemain naturalisasi. 

Tentu saja, hal itu sangat berseberangan dengan proses pembinaan yang sangat menekankan pemain lokal. Bahkan, hal itu sangat bertolak belakang dengan arah yang sementara dibuat oleh Vietnam yang tak ragu mempercayakan pemain muda yang umumnya pemain yang berlaga di kompetesi domestik.

STY mesti meraih kemenangan saat bermain kontra Vietnam. Tujuannya agar STY membuktikan bahwa arah dari proses pembinaan sepak bola Indonesia yang sementara dibangunnya tak ketinggalan jauh dari Vietnam. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun