Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kekalahan Indonesia yang Pantas Diterima dan Tantangan yang Perlu Dipertahankan

16 Januari 2024   09:05 Diperbarui: 16 Januari 2024   11:17 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi pemain timnas Indonesia, Rafael Struick, pada laga timnas Indonesia vs Irak dalam pertandingan Grup D Piala Asia 2023 di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Qatar, Senin (15/1/2024) malam WIB.(Dok. PSSI via kompas.com)

Jalan perdana Tim Nasional Senior Indonesia pada Piala Asia 2023 di Qatar tak begitulah muda. Timnas Irak menjadi lawan perdana timnas Indonesia di Grup D, yang nota bene di grup yang sama juga berisi juga Timnas Jepang dan Timnas Vietnam. 

Laga kontra Irak seperti uji coba mentalitas Indonesia di Piala Asia. Hasilnya, memang, mengecewakan kalau ditilik dari sisi skor yang tercipta di mana Indonesia kalah 3-1. 

Walau demikian, kekalahan itu terasa pantas. Tak patut untuk disesali atau juga membuat kita terjebak pada kekecewaan yang begitu mendalam atas performa tim Garuda Senior. 

Jauh sebelum Indonesia berangkat ke Qatar, timnas Indonesia menghadapi kondisi yang cukup rumit yang mana dalam laga uji coba tim asuhan pelatih Shin Tae-yong ini selalu menderita kekalahan. Bahkan, Indonesia sempat kalah dari Irak 4-0 dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Untuk itu, timnas Garuda pantas kalah apabila dipandang dari kualitas lawan yang dihadapi. Terlebih lagi, dari sisi rangking menurut FIFA, Irak berada di posisi ke-63 seturut tahun 2023. Juga, Irak terbilang sudah "makan garam"  berkompetesi di Piala Asia. 

Sementara Indonesia jarang bermain di Piala Asia. Boleh dibilang sebagai debutan, yang masih perlu beradaptasi denga iklim dan suasana kompetesi. 

Kendati demikian, satu sisi positif dari Indonesia adalah mampu meladeni Irak. Indonesia tak kalah dengan margin gol yang cukup besar, dan malah mampu menciptakan gol penyama kedudukan 1-1 di babak pertama. 

Hanya saja, sistem permainan Irak lebih teratur dan terorganisir sehingga mampu mengontrol jalannya pertandingan. Indonesia lebih memilih sistem bermain bertahan sembari mencari celah untuk melakukan serangan balik. 

Sistem ini agak rapuh ketika kualitas dari lawan yang dihadapi lebih superior. Terkecuali Indonesia mempunyai kualitas yang persis sama dengan Irak, di mana metode serangan balik bisa lebih berjalan ampuh dengan Irak yang lebih memilih bermain menyerang dan terbuka. 

Indonesia pantas kalah karena perbedaan kualitas dengan Irak. Dengan itu, kekalahan itu tak perlu begitu disesali, tetapi dijadikan bahan pembelajaran agar Indonesia bisa makin matang dari sisi mentalitas dan kian terasah dari sisi kualitas. 

Aksi pemain Indonesia saat bermain kontra Irak. Foto: Dok. PSSI via Kompas.com
Aksi pemain Indonesia saat bermain kontra Irak. Foto: Dok. PSSI via Kompas.com

Dengan kekalahan dari Irak, jalan ke babak selanjutnya terbilang berat. Apalagi lawan selanjutnya adalah Vietnam dan Jepang. Vietnam boleh dibilang lawan yang sepadan untuk Indonesia dan bisa menjadi kesempatan untuk menunjukkan kualitas Indonesia. 

Untuk itu, pada laga selanjutnya tantangan Indonesia adalah bagaimana bisa menguatkan mentalitas tim saat menghadapi tim sekuat Jepang dan saingan Indonesia di Asia Tenggara, Vietnam. 

Paling tidak, laga kontra Irak atau pun kekalahan yang diperoleh kontra Irak menjadi pelajaran dan bukannya sumber yang melemahkan ambisi dan optimis Indonesia untuk terus menunjukkan performa yang terbaik di laga selanjutnya. 

Oleh sebab itu, tantangan untuk Indonesia adalah tetap tampil positif sebagaimana yang telah ditunjukan kontra Irak. 

Bagaimana pun, tak sedikit pihak yang memuji performa Indonesia saat bermain kontra Irak di stadion Ahmed bin Ali, Qatar lantaran Indonesia tampil solid dan cukup memberikan perlawanan yang ketat kontra Irak. 

Irak melakukan 15 tembakan, tetapi hanya 5 yang mengenai sasaran. Hal itu menunjukkan kesolidan lini belakang timnas Indonesia dalam menutup ruang gerak permainan Irak. 

Kesolidan itu sudah menjadi salah satu sisi positif, di mana Indonesia menyadari kekuatan lawan. Sekiranya, kesolidan yang sama tetap ditunjukan saat bermain timnas Jepang yang lebih agresif dan kualitasnya berada di atas Indonesia. 

Salam Bola 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun