Rasanya sulit untuk mempertahankan konsistensi permainan tim dalam waktu yang relatif lama. Hal itu ditunjukan lewat kondisi Liverpool pada musim lalu, yang mana Liverpool harus berjibaku untuk masuk enem besar klasemen Liga Inggris.Â
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp menghadapi spekulasi tentang akhir masa tugasnya di Liverpool. Setelah tujuh musim sebagai pelatih Liverpool, Liverpool seperti kembali ke titik terendah.Â
Tak sampai di situ. Tak sedikit yang mengaitkan keterpurukan Liverpool dengan masa lalu Klopp sebagai pelatih. Dalam mana, musim ketujuh sebagai pelatih seperti menjadi kutukan tersendiri untuk Klopp.Â
Namun, kalau dirunut lebih jauh, keterpurukan itu dipengaruhi oleh kondisi skuad. Ada pemain andalan yang pergi, dan pemain yang menggantikan mereka itu tak beradaptasi dengan baik. Belum lagi masalah cedera yang mempengaruhi keseimbangan tim.Â
Musim ini, situasi Liverpool berbanding terbalik dengan musim lalu. Liverpool seperti terlahir kembali. Sejauh ini, Liverpool menjadi satu-satunya tim yang masih berkompetesi di empat kompetesi berbeda.Â
Bahkan, peluang untuk mendapatkan trofi pertama sudah ada di depan mata lantaran di leg pertama semifinal Piala Carabao, Liverpool berhasil mengatasi tamunya, Fulham (2-1) di Anfield.Â
Kemenangan Liverpool kontra Fulham di Anfield menggariskan beberapa poin penting. Poin paling pertama adalah kemampuan Liverpool untuk mengejar ketertinggalan 1 gol dari Fulham.Â
Liverpool tak patah arang untuk mencari gol penyama kedudukan. Pelbagai upaya dilakukan, termasuk melakukan beberapa tembakan spekulasi guna menembus barisan pertahanan Fulham yang tampil solid.Â
Alhasil, gol penyama kedudukan terlahir. Adalah Curtis Stones yang memecah kebuntuan berkat gol jarak jauhnya. Gol itu seperti perlahan meruntuhkan barisan pertahanan Fulham hingga gol kedua juga hanya beberapa menit dari gol penyama kedudukan terjadi berkat kerja sama apik antara Darwin Nunez dan Cody Gakpo.Â
Poin kedua dari kemenangan Liverpool kontra Fulham adalah mampu tampil meyakinkan tanpa kehadiran Mohamed Salah. Salah sudah menjadi urat nadi permainan Jurgen Klopp di Liverpool. Boleh dibilang, Salah masih menjadi pemain yang sulit tergantikan.Â