Rasanya tahun 2023 patut dilupakan oleh Manchester United (MU). Tim berjuluk Setan Merah ini tampil tak konsisten dan masih berkutat di papan tengah klasemen sementara Liga Inggris 2023/24.
Kekalahan dari Nottingham Forest (2-1) (31/1/23) di pengujung tahun 2023 seperti melengkapi rentetan masalah yang menimpah tim asuhan Erik Ten Hag ini.Â
Padahal, tengah pekan lalu MU mampu memberikan warna terbaik saat menundukan Aston Villa di Old Trafford. Kemenangan kontra Villa memberikan penghiburan sekaligus kesan positif lantaran Villa terbilang sebagai "pembunuh" tim-tim mapan musim ini seperti mengalahkan Chelsea, Arsenal hingga Manchester City.
Namun, sayangnya MU kembali masuk pada lubang yang sama, yang mana bermain tak meyakinkan dan menderita kekalahan dari tim medioker Nottingham Forest. Bak roda berputar, performa MU gampang sekali berubah dari atas ke bawah.
Kekalahan dari Nottingham menegaskan bahwa MU sepertinya berubah menjadi tim medioker hingga di pengujung tahun 2023. Status sebagai tim besar seperti sudah lama menguap dan menjauh dari MU. Yang tampak adalah tim medioker dengan bermaterikan banyak pemain mahal.
Di sini masalah MU bisa bermacam-macam. Tak bisa hanya satu masalah.Â
Hemat saya, salah satu kendala MU adalah karakter tim yang sudah lama hilang dari permainan MU.
MU berkarakter sebagai tim yang dikenal dengan permainan kick and rush di era Sir Alex Ferguson. Gaya permainan kick and rush menjadi identitas Liga Inggris dan sangat lekat dengan MU dan memampukan MU sukses di Liga Inggris dan Eropa.
Polanya adalah bermain cepat dengan umpan-umpan panjang dan langsung ke area depan. Permainan itu tak begitu menekankan penguasaan bola, tetapi lebih menekankan bermain cepat dan cenderung to the point pada mencari hasil atau mendapatkan gol.
Hal itu mulai berubah saat terjadi pergantian pelatih. Karakter itu perlahan lenyap. Bahkan, di era kepelatihan Erik Ten Hag MU seperti tak mempunyai karakter yang jelas. Hal itu terbukti dengan ketidakonsisten dari performa MU dari lima laga terakhir.