Kehilangan sosok Rodri karena akumulasi kartu membuat Man City kehilangan pemain yang cukup berpengaruh di lini tengah. Guardiola coba menduetkan John Stones dan Akanji di sektor gelandang jangkar, namun kedua pemain ini tak membawa pengaruh sebagaimana yang ditampilkan oleh Rodri.
Sebagai akibatnya, Villa mengontrol lini tengah. Empat gelandang Villa bekerja solid melindungi lini belakang dan mencegah serangan Man City.
Kedua, Keberanian Villa menyerang Man City
Di balik taktik yang brilian, Villa juga bermain berani meladeni permainan Man City. Keberanian itu membuat pemain Man City agak kesulitan. Terlebih lagi, Villa bermain sebagai sebuah tim yang cukup terorganisir.
Ketika Villa mendapat bola, para pemain bergerak cepat untuk menyortir bola ke arah depan. Sama halnya saat Man Cicty mendapatkan bola, Villa langsung menyusun barisan pertahanan yang cukup solid. Praktisnya, hanya dua kali Man City mengancam gawang Villa, dan berkata kegemilangan Emilio Martinez di bawah mistar gawang, Villa tak kebobolan.Â
Selebihnya, Villa yang lebih banyak mengancam Man City. Jadinya, Man City lebih banyak bertahan ketika Villa menguasai bola.Â
Villa bermain berani saat menjamu Man City di Villa Park. Keberanian itu nampak saat tak segan melakukan transisi serangan di antara para pemain sayap dengan lini depan.Â
Bahkan, para penyerang Villa juga tak segan untuk melakukan tembakan spekulasi dari luar kotak penalti saat barisan bek Man City menumpuk. Gol Villa merupakan hasil dari keberanian untuk melakukan keputusan saat ruang tembak tertutup oleh para pemain Man City.Â
Musim ini, Villa tampil cukup fenomenal. Berkat  tangan dingin Emery, Villa mampu tembus empat besar, dan siap menjadi kuda hitam yang bisa menggangu persaingan di Liga Inggris.Â
Kunci kesuksesan Villa adalah kejelian pelatih Emery dalam membaca karakter pemain dan membuat taktik yang tepat sasar. Hal itu juga dibarengi dengan mentalitas para pemain yang berani untuk bermain terbuka dan tak gentar saat menghadapi tim-tim mapan di Liga Inggris.Â
Salam Bola
