Beberapa hari terakhir ini, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Pulau Flores, NTT. Selain mengunjungi kabutapen Manggarai Barat, tepatnya di Labuan Bajo, Jokowi juga sempat mengunjungi kabupaten Nagekeo. Â
Dalam kunjungannya ke kabupaten Nagekeo, Presiden Jokowi menyempatkan diri untuk berkunjung ke pasar. Tepatnya, kunjungan ke pasar Danga, Kabupaten Nagekeo (5/12/23).Â
Seperti biasa, ketika Jokowi melakukan kunjungan, beliau bisa mengecek harga bahan pokok di pasar. Begitu pun, saat mantan walikota Solo ini mengunjungi Pasar Danga, dan beliau menanyakan tentang beberapa harga bahan pokok di pasar tersebut. Â
Presiden Jokowi memuji harga bahan pokok yang terbilang lebih murah daripada harga di Pulau Jawa.Â
Misalnya, seperti terlansir dalam Kompas.com (5/12/23), Presiden Jokowi membandingkan harga cabai yang berkisar pada harga 50 ribu di Kabuten Nagekeo, sementara itu di pulau Jawa, harga cabai berkisar dengan harga 80 ribu-100 ribu.Â
Begitu pula dengan harga bawang merah. Di Pasar Danga, Nagekeo, harga bawang berkisar 15 ribu per kg, dan di Pula Jawa harga bawang bisa sampai 24 ribu sampai 26 ribu per kg.Â
Pujian Jokowi atas harga bahan pokok di pasar Danga, hemat saya, seperti berasa manis dan pahit. Pada satu sisi, NTT yang kerap dipandang sebagai salah satu provinsi termiskin di Indonesia bisa mengendalikan harga yang bisa terjangkau oleh masyarakat pada umumnya, dan harga itu sangat jauh berbeda dari pulau Jawa.Â
Melansir berita dari Kompas.com (14 Oktober 2023) tentang 10 Provinsi Termiskin di Indonesia, Nusa Tenggara Timur berada di peringkat ketiga sebagai provinsi termiskin di Indonesia dengan rata-rata 19,49 persen penduduk NTT.Â
Di balik status sebagai provinsi termiskin, salah satu pasar di NTT masih bisa mengontrol harga yang "umumnya" masih bisa terjangkau oleh masyarakat.Â
Di sisi lain, pujian itu agaknya menantang. Bagaimana pun, penjualan kebutuhan pokok itu merupakan sumber pendapatan masyarakat dan seyogianya bisa menaikan taraf hidup masyarakat.Â