Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Manchester United Makin Tak Berdaya dan Gugat Posisi Erik Ten Hag

3 Desember 2023   06:35 Diperbarui: 3 Desember 2023   09:22 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tengah pekan lalu, dua tim Manchester United dan Newcastle United mengalami nasib yang persis sama dalam lanjutan kualifikasi Liga Champions Eropa musim 2022/23. 

MU ditahan imbang Galatasaray dan peluang tim berjuluk Setan Merah itu ke babak selanjutnya makin tipis. Sama halnya dengan Newcastle yang ditahan imbang oleh Paris Saint Germain. 

Perbedaan situasi kedua tim asal Liga Inggris ini adalah saat MU yang sudah unggul 3-1 atas Galatasaray malah tak mampu mempertahankan keunggulan itu. Isu kekeroposan lini belakang beserta mentalitas tim yang sementara rapuh mencuat ke permukan. 

Sementara itu, Newcastle bermain dengan penuh dedikasi di markas PSG. Namun, dedikasi Newcastle itu runtuh saat wasit menunjuk titik penalti di menit-menit akhir perpanjangan waktu laga tersebut. 

Padahal, Newcastle sudah di depan mata meraih poin penuh, namun penalti yang dinilai bernada kontroversial meruntuhkan misi Newcastle meraih poin penuh.

Sebagai akibat, kedua tim harus memberikan energi ekstra di laga terakhir agar bisa bisa lolos ke babak selanjutnya. Boleh dibilang laga terakhir untuk MU dan Newcastle di Liga Champions seperti partai final.  

Setelah melewati masa di Liga Champions, kedua tim pun bertemu dalam lanjutan Liga Inggris pekan ke-14 di stadion James' Park (3/12/23), maskas Newcastle. Menimbang performa kedua tim dalam kaca mata Liga Champions tengah pekan lalu, MU terlihat inferior atas Newcastle. 

Benar saja, walau kekalahan tipis 0-1 dari Newcastle, MU makin jelas menunjukkan ketakberdayaannya pada musim ini. Alih-alih memperbaiki performa yang anjlok di Liga Champions Eropa saat bermain kontra Galatasaray, MU masih kehilangan arah untuk meraih poin penuh di kandang Newcastle. 

MU makin menunjukkan mentalits yang lemah. Tren lima kemenangan beruntun di Liga Inggris berakhir saat bermain dengan tim yang bermain disiplin, terorganisir dan berani untuk melakukan serangan ke lini belakang MU.

Newcastle tampil lebih berani. Kedua bek Kieran Trippier dan Tino Livramento kerap membantu serangan ke arah pertahanan MU. Taktik itu berbuah manis lantaran Trippier memberikan assist manis untuk gol tunggal Newcasstle yang dicetak Anthony Gordon di menit ke-55. 

Apabila ditilik dari statistik, MU kalah di beberapa lini dari Newcastle. Tim berjuluk The Magpies ini mampu mendominasi jalannya laga dengan tendangan ke gawang 22 kali. 

Berbeda dengan MU yang hanya mencatatkan 8 tendakan ke gawang Newcastle, dan hanya satu yang tepat sasar. 

Di sini, MU masih belum menemukan ritme terbaik saat bermain kontra tim-tim mapan yang berada di enem besar. Dengan Newcastle sendiri, tercatat MU menderita kekalahan dua kali dalam jangka satu bulan terakhir, yang mana satu kekalahan MU terjadi bulan lalu saat Newcastle menang 3-0 atas MU di Old Trafford. 

Selain mentalitas yang perlu dibangun oleh pelatih Erik Ten Hag, juga bagaimana Ten Hag menemukan performa terbaik para pemainnya. Harry Maguire sudah kembali dalam komposisi skuad MU di beberapa laga terakhir berkat konsistensinya tampil meyakinkan. 

Akan tetapi, hal itu tak merata lantaran beberapa pemain kerap tampil tak konsisten. Jadon Sancho sudah makin tak mendapat tempat. Anthony, Marcus Rasford, Martial, Arambat dan Mason Mount makin jauh dari bayang-bayang performa yang meyakinkan. 

Oleh sebab itu, perubahan di MU harus dibarengi dengan upaya membangun mentalitas para pemain ke jalur yang tepat. Dengan ini, apabila performa MU tetap seperti ini hingga paruh musim ini, maka tempat Ten Hag di kursi pelatih perlu dievaluasi kembali. 

Ten Hag kadang berkilah bahwa MU sementara berjalan dalam proses yang tepat saat mendapatkan hasil negatif. Namun, hal itu ada batasnya, yang mana suporter dan pemilik klub kehilangan kesabaran dan mengevaluasi tempat Ten Hag sebagai pelatih MU. 

Barangkali MU membutuhkan tangan berbeda untuk mengangkat mentalitas tim berjalan pada jalan yang berbeda. Dengan kata lain, dua hasil laga yang dimainkan oleh MU di semua kompetesi bisa menjadi referensi untuk menggugat posisi Ten Hag di kursi pelatih. 

Lantas, apakah Ten Hag akan dipecat? Kita tunggu saja akhir dari batas kesabaran untuk klub pada pelatih asal Belanda tersebut.  

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun