Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlunya Kontrol Diri Memanfaatkan Tragedi Orang Lain Sebagai Bahan Media Sosial

2 Desember 2023   13:53 Diperbarui: 2 Desember 2023   14:10 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Media Sosial. Foto: Shutterstock via Kompas.com

Dari loud speaker terdengar pengumuman. "Bagi kita yang datang melayat, sebaiknya tak mengambil foto dari almarhum." Pengumuman itu sangat bentuk penghindaran dari kebiasaan segelintir orang yang mengambil foto hanya untuk kepentingan media sosial.

Salah satu tendensi bermedia sosial adalah agar bisa mendapatkan pengikut (follower) sebanyak mungkin. Biasanya semakin banyak atau bertambah follower di salah satu platform medsos, semakin kuat juga keinginan untuk bermedsos. 

Hal itu berdampak lanjut pada keinginan untuk mencari konten yang bisa menaikan follower. Makanya, setiap ada momen tertentu, ada upaya untuk menjadikan momen itu sebagai konten di medsos. 

Bagaimana pun, follower ada bukan semata-mata karena faktor kedekatan seperti karena ikatan kekerabatan dan pertemanan, tetapi juga bergantung pada konten yang ditampilkan dalam sebuah akun medsos. 

Ya, banyak pegiat medsos yang memang mendapatkan follower lantaran konten yang ditampilkan. Bahkan, kita mengikuti platform dari seseorang  karena faktor konten yang ditampilkan. 

Apabila sesuai dengan keinginan, minat, dan kesukaan pribadi kita, kita biasanya meng-like konten tersebut dan menjadikan diri kita sebagai salah satu pengikut. 

Sama halnya, kalau kita menginginkan pengikut yang banyak. Paling tidak, konten kita mesti menarik dan menggugah perhatian orang-orang di medsos. 

Oleh sebab itu, perlu jeli dan cepat dalam menempatkan konten di medsos. Kejelian di sini juga menyangkut kepekaan dalam membaca apa yang diinginkan orang di medsos dan itu  bisa memainkan perasaan penikmat medsos. 

Terang saja, tak sedikit orang yang memanfaatkan tragedi seperti realitas kematian seseorang. Terlebih lagi, kematian itu menyangkut orang penting dalam konteks sosial tertentu, atau jga peristiwanya terjadi secara tragis. Sulit dihindari bahwa realitas kematian mereka itu kadang "dimanfaatkan" untuk kepentingan medsos. 

Masalahnya, apabila apa yang dilakukan itu mengabaikan etika dan  empati. Dalam mana, hal itu tak menghargai perasaan orang yang sementara berduka. Pada titik ini, hemat saya, aktivitas bermedsos sudah melenceng jauh dari etika yang seharusnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun