Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Newcastle yang Kecewa dan Manchester City yang Sempurna

29 November 2023   06:34 Diperbarui: 30 November 2023   02:01 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Manchester City merayakan gol ke gawang RB Leipzig. Foto: AFP/Paul Ellis via Kompas.com

Dua klub asal Liga Inggris, Newcastle United dan Manchester City, mengalami nasib berbeda dalam lanjutan laga kualifikasi grup Liga Champions dini hari tadi (29/11/23).

Newcastle yang bertandang ke Parc des Princes, markas Paris Saint Germain (PSG) harus bermain imbang (1-1). Sementara itu, Man City yang menjamu RB Leipzig di stadion Etihad berhasil keluar sebagai pemenangan dengan skor 3-2. 

Hasil Imbang yang mengecewakan Newcastle

Newcastle membawa misi harus menang ke Paris. Satu-satunya alasan dari misi itu agar peluang untuk melaju ke babak selanjutnya masih terbuka.

Misi itu hampir saja tercapai. Gol Alexander Isak di menit ke-24 yang memanfaatkan kesalahan kiper Gianliugi Donnarumma sempat mengejutkan publik tuan rumah. Posisi PSG di klasemen pun terancam. 

Terang saja, Newcastle langsung memainkan taktik sistem bertahan. Selama 90 menit, PSG coba mencari celah menembus kesolidan barisan pertahanan Newcastle. 

Tercatat PSG mendominasi laga dengan penguasaan bola 73 persen. Dari penguasaan bola itu, PSG mempunyai 31 tembakan ke gawang Newcastle dan hanya 7 yang tepat sasararan. Sementara itu, Newcastle hanya mengadalkan formasi serangan balik dengan lima tembakan ke gawang PSG dan dua yang tepat saar. 

Taktik bertahan ala Newcastle hampir saja memberikan poin penuh. Ditambah lagi, kiper Newcastle, Nick Pope tampil solid di bawah mistar gawang dan melakukan beberapa penyelamatan krusial. 

Petaka datang ke kubu Newcastle di menit-menit perpanjangan waktu. Ousmane Dembele yang mengirimkan bola ke area pertahanan Newcastle mengenai lengan belakang dari Tino Livramento. 

VAR menilai bahwa itu merupakan pelanggaran, dan Syymon Marciniak yang merupakan wasit dalam laga itu sepakat dengan VAR dan memberikan penalti yang dinilai tampak kontroversial. 

Tentu saja, keputusan yang terlahir menjelang akhir laga itu sangat melukai Newcastle yang sepertinya sudah satu kaki dalam mendapatkan poin penuh. 

Newcastle gagal membawa pulang poin penuh. Raihan 1 poin hanya membuat Newcastle naik ke posisi ke-3 klasemen dengan menggeser AC Milan yang menderita kekalahan dari Borussio Dortmund di San Siro. 

Peluang masih ada bagi Newcastle apabila pada laga terakhir Newcastle menang, dan PSG mengalami kekalahan. Hanya skenario tersebut yang bisa melapangkan jalan Newcastle ke babak selanjutnya. 

Man City Terus Sempurna

Kemenangan 3-2 atas RB Leipzig memantapkan Man City yang sebenarnya sudah lolos ke babak 16 besar Liga Champions  sebagai pemipin group G. 

Dalam laga ini, pelatih Man City,Pep Guardiola coba menerapkan strategi berbeda. Para pemain yang bermain kontra Liverpool akhir pekan lalu diganti dan memberikan kesempatan kepada pemain baru dalam laga tersebut. 

Hal itu tentu saja berefek pada permainan tim. Sistem baru tak serta merta langsung cocok dengan para pemain. Tak ayal, Leipzig sempat unggul dua gol terlebih dahulu di babak pertama atas tuan rumah lewat L. Opende. 

Guardiola pun menggantikan beberapa pemain dan memasukan pemain seperti J. Alvarez dan Jeremy Doku. Pergantian pemain itu tak hanya mengubah permainan Man City, tetapi menjauhkan Man City dari kekalahan dan bahkan Man City kemudian meraih kemenangan. 

Man City masih menjadi salah satu tim yang meraih kemenangan 100 persen dalam kualifikasi grup Liga Champions sejauh ini. Rekor sempurna dari juara bertahan ini memantapkan rekor yang sementara ditorehkan. 

Tak tanggung-tanggung, Man City memperpanjang rekor belum terkalahkan dari 19 laga selama bermain di Liga Champions sejak musim lalu. Rekor itu tentu saja menunjukkan kestabilan permainan Man City di Eropa. 

Efek lebih jauhnya adalah peluang untuk Man City berada di panggung juara sekaligus mempertahankan trofi Liga Champions Eropa makin besar apabila menimbang konsistentsi yang ditampilkan selama kualifikasi grup. 

Terlebih lagi, Man City mempunyai kedalaman skuad yang bisa memberikan solusi saat tim membutuhkan. 

Hal itu sangat menyata dalam laga kontra RB Leipzig, yang mana para pemain pengganti langsung memberikan perbedaan pada permainan tim. Dengan itu, Guardiola mempunyai alternatif yang bisa menjadi solusi saat tim dalam kondisi sulit. 

Man City mempertahankan rekor sempurna hingga babak kualifikasi grup. Dengan ini, tak berlebihan jika status favorit menjadi juara akhir musim Liga Champions musim 2023/24 pantas dilekatkan pada Man City. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun