Bahkan, pemain seperti Ryan Mahrez dan Jack Grealish yang mempunyai tingkat dribel yang juga sangat meyakinkan harus patuh pada instruksi Guardialo untuk bermain sebagai tim daripada lebih menekankan kualitas individu.Â
Tak elak, Grealish dan Mahrez diformat menjadi pemain berorientasi tim, daripada pemain yang menekankan dribel semata. Â
Berbeda dengan Doku yang tampaknya diberi kebebasan luas di sisi kiri untuk melakukan dribel dan tak jarang melakukan aksi atraktif guna mengelabui lawan.Â
Artinya, Guardiola mau mencoba sesuatu yang baru di lini depan dengan kualitas yang dimiliki oleh Doku. Atau juga, Guardiola melihat daya gedor Doku yang tak segan untuk bermain satu lawan satu dengan pemain lawan dan itu memberikan warna berbeda dengan permainan Man City.Â
Bagaimana pun, Guardiola yang hampir sudah tujuh musim di Man City pastinya ingin menghadirkan  warna berbeda dari taktiknya. Tujuannya agar permainan tim makin dinamis dan tak gampang terbaca oleh lawan.Â
Contohnya saja saat Guardioa merekrut Erling Haaland musim lalu.Â
Guardiola harus beradaptasi dengan kualtias Haaland, yang mana permainan Man City gencar dengan gaya serangan balik, dan juga lebih bermain secara langsung dari pada permainan dari kaki ke kaki.Â
Sama halnya dengan keberadaan Doku. Gaya kepelatihan Guardiola perlu beradaptasi dengan kualitas Dokus. Dengan itu, Â ada sesuatu yang baru dari permainan Man City. Akibat lanjutnya, permainan Man City pun tak gampang terbaca oleh lawan.Â
Doku bisa menjadi andalan Man City saat menjamu Liverpool di stadion Etihad dalam lanjutan Liga Inggris pekan ke-13 akhir pekan ini. Keberadaan Doku bisa menjadi ancaman untuk lini belakang Liverpool.Â
Untuk itu, pelatih Liverpool harus putar otak untuk mencari bek kanan yang benar-benar bisa mematikan pergerakan Doku di sisi kiri permainan Man City.Â
Trent-Alexander Arnold yang biasanya bermain sebagai bek kanan harus tampil disiplin. Kecenderungan untuk bermain ke depan dengan membantu serangan bisa menjadi petaka daripada keuntungan bagi Liverpool.Â