Pencalonan Gibran yang bertolak sikap dengan sikap politik PDIP seperti ikut mengamini jalan politik Jokowi, yang merupakan ayah Gibran. Dengan ini, suara-suara yang mendukung PDI-P karena faktor Jokowi akan tergerus dan merapat ke barisan Prabowo dan Gibran daripada kepada Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, yang nota bene diusung oleh PDIP.
Keterpecahan antara elit-elit politik ini bisa memberikan preseden negatif. Loyalitas berpolitik dipertanyakan. Bahkan, bukan tak mungkin, pemilih akan muak dengan permainan politik yang terjadi sebelum pendeklarasian tampaknya menguntungkan kelompok dan pihak tertentu dilapangkan. Efek lanjutnya adalah beralih ke pilihan lain atau menyebrang ke Amin yang sejauh ini aman-aman saja dengan laju perpolitikannya.
Dinamika politik yang hadir lewat pencawapresan Gibran bisa secara tak langsung memberikan keuntungan untuk Amin. Kesolidan lawan politik terpecah belah dan suara bisa saja beralih ke kubu Amin.Â
Mereka yang tak suka pengaruh Jokowi yang berada di kubu Prabowo akan memilih Amin daripada beralih pilihan politik ke PDIP. Toh, PDIP dan Jokowi mempunyai rekam jejak berpolitik yang kuat sebelumnya. Dalam arti, memilih calon PDIP akan sama seperti memilih Jokowi, pun bisa sebaliknya.
Dengan gaya dan sikap politik Amin yang menekankan slogan perubahan dan cenderung berbeda dari Presiden Jokowi, pencawapresan Gibran yang berpisah dari kubu Ganjar-Mahfud atau PDI-P bisa menaikkan elektabilitas Amin.Â
Bukan tak mungkin, ada pemilih yang solid Prabowo sejak dua pilpres terdahulu karena faktor Prabowo semata dan ketidaksukaan pada Jokowi.
Ketika Gibran masuk yang nota bene anak Jokowi, sikap politik bisa berubah. Barangkali masih segar dalam ingatan kita tentang slogan 'asal jangan Jokowi ' yang didengungkan dalam pilpres 2019 dan dibuat untuk menarik  dukungan politik ke Prabowo dan Sandiaga Uno.
Mereka yang loyalist pada slogan itu bisa saja mengalihkan dukungan kepada Amin yang sejauh ini mengambil jarak pada jalan berpolitik dengan Jokowi. Oleh sebab itu, perpisahan Gibran dari pilihan politik PDIP dalam pilpres 2024 bisa meruntuhkan faktor pengaruh Jokowi pada kesolidan PDIP dalam dua pilpres.
Efek lanjutnya, perubahan dukungan yang tak semata-mata menguntungkan Prabowo tetapi juga memberikan efek dukungan untuk kubu Amin. Mereka yang tak suka secara politik dengan Jokowi akan mencari pilihan yang berseberangan dengan arah politik Jokowi, seperti paslon Amin.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H