Contoh paling nyata dalam laga antara Liverpool kontra Tottenham Hotspur beberapa pekan lalu di Liga Inggris. VAR menghadirkan kontroversi lantaran gol Luiz Diaz dianulir wasit, tetapi pihak di belakang VAR tak mengecek lebih jauh keputusan wasit di lapangan hijau.
Untuk konteks Piala Asia 2023 mendatang, teknologi VAR bisa memberikan keuntungan. Terbukti, pemberian kartu merah kepada Tien Linh. Penyerang asal Vietnam itu tak bisa menghindar kala wasit mengecek VAR.
Terang saja, pemberian kartu merah kepada Tien Linh ikut memantik perhatian pecinta sepak bola di Indonesia. Apabila dirunut lebih jauh persaingan dan perseteruan antaran Indonesia dan Vietnam di cabang sepak bola, nama Nguyen Tien Linh tak begitu asing.
Selain Tien Linh terbilang momok untuk lini belakang timnas Garuda, Tien Linh juga menjadi sosok yang tak disukai.
Pasalnya, Tien Linh pernah menjadi korban bully suporter Indonesia. Hal itu terjadi sewaktu timnas Indonesia U-23 ditundukan Vietnam 3-0 di SEA Games 2021.
Aksi Tien Linh memantik ketidaksenangan suporter Indonesia. Akibatnya, netizen Indonesia pun menyerang Tien Linh di salah satu platform media sosialnya.
Terlepas dari itu, persaingan antara Indonesia dan Vietnam kerap berlangsung sengit dan panas. Pelanggaran keras kadang kadang kali tak bisa dihindari.
Memang, timnas Vietnam kadang tampil bermain keras saat bermain kontra Indonesia. Hal itu bisa menjadi cara untuk merusak mentalitas permainan timnas Indonesia. Walau demikian, hukuman wasit tak sepadan dengan pelanggaran yang dilakukan.
Untuk itu, penggunaan VAR bisa membantu wasit dalam memberikan hukuman. Juga, hal itu membuat para pemain tak bisa menyembunyikan aksi permainan keras di lapangan hijau.
Simulasi VAR antara China kontra Vietnam menjadi awal yang baik untuk sepak bola di Asia. Harapannya, itu menjadi awal yang baru untuk setiap kompetesi yang ada di Asia termasuk di level Asia Tenggara.
Salam Bola