Klub Liga Inggris, Chelsea mengakhiri tren negatif saat menang kontra Fulham di stadion Craven Cottage pada pekan ketujuh lanjutan Liga Inggris musim 2023/24.Â
Terakhir kali Chelsea meraih kemenangan di Liga Inggris pada 26 Agustus lalu saat bermain kontra tim promosi, Luton Town (3-1).Â
Jadi dari tujuh laga yang telah dimainkan Chelsea di Liga Inggris musim ini, Chelsea hanya mencatatkan dua kemenangan, dua hasil seri, dan tiga kekalahan.
Kemenangan ini pun menjadi kemenangan kedua Chelsea dalam dua laga terakhir. Tengah pekan lalu di kompetesi Piala Carabao, tim asuhan Pelatih Mauricio Pochettino ini menang tipis atas Brighton.
Tentu saja sangat sulit untuk menentukan jika dua kemenangan terakhir itu menjadi titik balik Chelsea untuk bersaing di Liga Inggris. Pasalnya, Chelsea kerap tampil tak konsisten.Â
Pochettino belum menemukan formula yang tepat untuk menyatakan skuad mahalnya. Terlebih lagi, ada 12 pemain penting yang sementara menepi karena faktor cedera.
Kecenderungan Pochettino sejauh ini adalah utak-atik pemain yang masih kentara. Hal itu sangat disebabkan oleh performa para pemain itu sendiri dan juga hasil yang diraih Chelsea di atas lapangan hijau. Oleh sebab itu, Pochettino mencari formasi yang tepat dan mencari pemain yang cocok untuk beberapa posisi.
Salah satu kendala terbesar Chelsea adalah lini depan. Secara umum, Chelsea biasanya menguasai jalannya pertandingan, namun hal itu tak dibarengi dengan produktivitas dalam membobol gawang lawan. Malahan, Chelsea kerap kalah karena lawan lebih bermain efektif.
Masalah menjadi agak rumit untuk Chelsea saat beberapa pemain yang direkrut awal musim ini dan diharapkan menjadi solusi lini depan menderita cedera. Misalnya, Nicolas Jackson yang kerap dimainkan oleh Pochettino awal musim ini mengalami cedera seperti C. Nkunku. Kedua pemain ini direkrut untuk mendongkrak lini depan Chelsea.
Makanya, Pochettino tak mempunyai pilihan banyak di lini depan. Mykhailo Mudryk, Armando Broja dan Cole Palmer dijadikan penyerang dari formasi 4-3-3.Â
Ketiga penyerang ini bukanlah pilihan utama lantaran pemain utamanya cedera. Broja dan Palmer baru pertama kali diturunkan sejak menit pertama musim ini. Menariknya, Pochettino membangkucadanhkan Raheem Sterling dan memasukannya sebagai pemain pengganti pada babak kedua.
Kendati demikian, Chelsea malah meraih hasil positif. Bayang-bayang kekalahan terjauhkan. Kemenangan kedua Chelsea di Liga Inggris musim ini sangatlah signifikan.
Selain komposisi penyerang baru, Pochettino juga melakukan eksperimen dengan memainkan bek kiri M. Cucurella di posisi bek kanan.Â
Di posisi bek kiri, Pochettino memainkan bek muda, Levi Colwill. Colwill menjadi salah satu pemain yang cukup tampil apik dalam laga ini termasuk menciptakan satu assist untuk Mudryk.
Kemenangan Chelsea terjadi saat Pochettino keterbatasan pemain inti dan harus melakukan eksperimen pada pemainnya. Jalan itu sukses dan memberikan kesan bahwa Chelsea sebenarnya bisa bangkit dari keterpurukan.
Caranya dengan memberikan kesempatan yang sama untuk semua pemain, termasuk para pemain muda. Tujuannya agar terbangun persaingan di antara pemain dan menjauhkan kesan antara pemain berlabel mahal dan tidak. Semua pemain mempunyai peluang yang sama dan mesti tampil meyakinkan agar mendapat jam bermain.
Mudryk yang mencetak salah satu gol ke gawang Fulham pastinya mendapatkan energi positif. Tak tanggung-tanggung, pemain yang dibeli musim lalu ini baru mencetak gol pertamanya dari 24 laga bersama Chelsea.
Performa pemain asal Ukraina ini tak begitu konsisten sejak tiba di Chelsea. Tak sedikit yang menilai jika pembelian Mudryk merupakan salah satu kegagalan Chelsea di bursa transfer pemain. Padahal, langkah Chelsea mendatangkan Mudryk dari tak gampang lantaran bersaing dengan Arsenal.
Chelsea menang dalam perburuan pemain berusia 22 tahun itu karena mengajukan harga yang terbilang tinggi daripada tawaran Arsenal. Kalah harga, Arsenal berbalik arah dan membeli Leandro Trossard dari Brighton. Menariknya, ketika Mudryk melempem bersama Chelsea, Trossard malah tampil meyakinkan di Arsenal.
Walau demikian, Chelsea tetap mempertahankan Mudryk. Pochettino juga tak patah arang dan kerap memainkan Mudryk. Kontra Fulham menjadi laga ketiga berturut-turut bagi Mudryk bermain sebagai starter.Â
Dari sisi usia, Mudryk masih mempunyai banyak waktu untuk memperbaiki performanya. Pochettino sendiri mengakui talenta Mudryk dan hanya membutuhkan suntikan moral agar kepercayaan dirinya bisa meningkat. Terang saja, Pochettino mempercayakan Mudryk dan kepercayaan itu mulai terbayar dengan performa Mudryk dan gol perdananya sebagai pemain Chelsea.
Untuk itu, gol perdananya selama berseragam Chelsea sangatlah spesial dan bermakna. Mudryk mempunyai kesempatan untuk bangkit dan menunjukkan alasan kenapa dia diperebutkan oleh Chelsea dan Arsenal musim lalu.
Lebih jauh, jalan Mudryk seperti serupa dengan perjalanan Chelsea sejak musim lalu. Berlabelkan skuad berkualitas nan mahal tak serta merta berjalan dengan performa yang meyakinkan di atas lapangan hijau.Â
Untuk itu, hasil laga kontra Fulham bisa menjadi momen bagi Chelsea dan Mudryk untuk bangkit dan keluar dari keterpurukan.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H